Di musim penghujan biasanya rambutan berhamburan. Buah berwarna merah, kadang bernuansa kuning, bergelantungan di antara dedaunan hijau.
Di Bogor dan banyak kota di Indonesia pada bulan Desember-Januari pohon-pohon rambutan berbuah.
Dulu di rumah ada dua pohon rambutan. Satunya Rapiah dan lainnya mungkin jenis rambutan Aceh. Pokoknya rasanya manis, nglotok (daging buah mudah lepas dari biji), dan kering.
Kalau Rapiah, jangan tanya. Top of the top buah rambutan yang juara banget, menurut saya. Rambutan dengan ciri kulit terbelah manisnya super (meski masih hijau), nglotok, dan garing.
Sayang sekarang tidak punya pohon rambutan. Cuma bisa menahan liur melihat buah rambutan merah bergelantungan di halaman tetangga dan kantor sebelah.
Ada sih tetangga baik hati, mau berbagi ketika panen buah tropis itu. Ia mengirim rambutan, yang daging buahnya sangat manis, nglotok, dan garing. Saya berani memakannya sekali dan hanya sedikit.
Riwayat pemeriksaan terakhir menunjukkan bahwa kadar gula darah tinggi. Sebelum cek laboratorium saya cenderung banyak konsumsi makanan/minuman manis. Belakangan kadarnya normal.
Namun bilangan HbA1c melampaui nilai rujukan. Hemoglobin terglikasi ini terbentuk manakala gula dalam tubuh menempel pada sel darah merah.
Kadar HbA1c merupakan kadar gula rata-rata dalam masa 2-3 bulan. Nilainya tinggi berarti terlalu banyak gula menempel dan menumpuk dalam darah.
Hal ini membawa risiko timbulnya komplikasi diabetes. Ia tidak terpengaruh oleh perubahan gula darah yang bersifat sementara, seperti setelah mengonsumsi makanan manis (sumber).