Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Buat Skripsi, Bukan Bikin Teori

Diperbarui: 10 Mei 2023   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar buat skripsi zaman dulu oleh Roy Buri dari Pixabay

Seorang kawan berkisah, kesulitan menyelesaikan skripsi sehingga ia putus asa. Membuatnya nyaris drop out dari kuliah S1.

Padahal sat set sat set tugas akhir hingga jadwal sidang mestinya selesai dalam satu semester. Kalau tekun.

Ia bercermin kepada skripsi anggitan teman-teman seangkatan yang memang menonjol di pelajaran kelas dan ruang diskusi.

Dalam pandangannya, mereka mengkritik, memperbaiki, atau menyusun teori baru. Hal itu ia rasa melampaui batas pemikirannya.

Namun satu kesadaran membangunkannya. Ia bertekad menyelesaikan satu hal yang telah dimulai. Begini kisahnya.

Oh ya, bahasan pembuatan skripsi dalam artikel dibatasi pada satu bidang dari ilmu sosial dan politik. Mungkin ilmu lain memiliki pendekatan berbeda. 

Mari kita lanjutkan:

  • Memilih tema bahasan, fenomena akan diamati, pokok permasalahan, rancangan judul, mengajukan outline, mendapat pembimbing.
  • Dalami metodologi dan diskusikan metode penelitian yang akan digunakan.
  • Kumpulkan cukup data. Bidang keilmuan tertentu butuh --umumnya-- banyak data sekunder, daripada hasil percobaan.
  • Pelajari teori yang dapat menerangkan korelasi yang terdapat dalam fenomena diamati.
  • Senantiasa berdiskusi dengan pembimbing, teman, dan pihak yang lebih mengerti.
  • Tuliskan fenomena tersebut, pendekatan (approach), dan dugaan sementara.
  • Susun fakta berdasarkan data terpercaya untuk menggambarkan fenomena diamati.
  • Bangun kerangka teoretis untuk menguji dugaan sementara. Konstruksi ini menjadi tulang, yang akan diisi dengan daging berupa data dan pengoperasian logis dari teori.
  • Tetap fokus pada pokok bahasan, jangan melantur. Ujungnya, tarik kesimpulan. Mungkin mendukung hipotesis awal atau bahkan menumbangkannya.

Begitu gambaran kasar proses menulis skripsi yang berakhir kepada sidang. Ia percaya diri, karena karya ilmiah itu buatan sendiri.

Beda dengan mahasiswa plagiat yang mahir meniru karya tulis orang lain.

Dengan kata lain, tugas akhir tingkat S1 menggambarkan nalar mahasiswa dalam mengoperasikan teori-teori.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline