Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Perlu Diketahui: Manfaat Puasa bagi Kesehatan

Diperbarui: 25 Maret 2023   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto puasa oleh Engin Akyurt dari Pexels

Artikel sebelumnya membahas makan berlebihan saat berbuka puasa dapat mengganggu kesehatan. Sebenarnya, apa sih manfaat puasa secara keseluruhan bagi kesehatan diri?

Tentu puasa yang dilaksanakan sungguh-sungguh mengikuti syarat sahnya.

Tulisan ini adalah pengalaman, dalam keadaan mana saya merasakan perubahan fisik dan psikis selama dan setelah menjalankan ibadah shaum.

Pekan Pertama

Kecuali pergeseran jadwal dan frekuensi makan, hari-hari pertama berpuasa keadaan tidak begitu berbeda dengan hari biasa. Setelah subuh tidak mengantuk. Siang tidak merasa lapar pun haus.

Pekan Kedua

Jelang akhir minggu pertama atau memasuki pekan kedua puasa barulah muncul rasa lemas, lapar, haus, dan ngantuk. Godaan untuk membatalkan puasa pun muncul. Pengen ngopi, makan mi rebus plus satu dua gorengan, minum es kelapa muda. Berat, berat....!

Godaan hebat yang menyebabkan setang motor rusak. Bisa saja setir tiba-tiba lebih berat ke kiri, yang jika dituruti akan berhenti di parkiran kedai ditutup kain biru.

Jangan lakukan itu! Sekalinya batal, pelaksanaan ibadah shaum selanjutnya dijamin akan lebih sulit. Ada saja dalih dibuat sebagai pembenaran.

Bisa jadi metabolisme membakar stok simpanan makanan (lemak) di dalam tubuh menjadi energi. Diketahui, asupan makanan dan minuman selama puasa menjadi relatif sedikit. Makan dua kali sehari dengan jarak waktu lebih dari 13 jam.

Proses pembuangan limbahnya pun bikin perut mules. Sepertinya saluran pencernaan "dikuras" agar lemak takguna habis terkikis. Rasa mules berlangsung dua sampai tiga hari.

Dugaan saya, hal itu dipengaruhi oleh santapan 11 bulan sebelumnya. Kian buruk efek makanan minuman bagi tubuh, ya kian terasa mules. Para ahli akan menjelaskan lebih baik dibanding hipotesis asal-asalan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline