Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Ini yang Terjadi jika Makan Berlebihan Saat Buka Puasa

Diperbarui: 24 Maret 2023   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto makanan buka puasa oleh Quang Nguyen Vinh dari Pexels

Ada masa, buka puasa dengan makan berlebihan. Ternyata hal itu dapat mengganggu kesehatan lahir batin.

Hari pertama menjalankan ibadah puasa dilewati dengan tidak pergi ke mana-mana, bahkan jalan-jalan di sekitar rumah. Tanggal 1 Ramadan 1444H diisi dengan kegiatan berdiam diri, melantunkan ayat suci, membaca buku yang kemarin belum sempat disentuh, menulis, dan mencari gagasan.

Satu rencana yang batal adalah menengok jajanan yang mestinya sudah digelar di pinggir jalan. Kemarin sore hujan. Diketahui, setiap bulan Ramadan bermunculan pedagang pembuka puasa.

Takjil. Demikian kata orang-orang. Di KBBI daring disebut sebagai kata benda, yaitu makanan (penganan) minuman untuk berbuka puasa; sekaligus sebagai kata kerja, yakni mempercepat atau menyegerakan berbuka puasa.

Para penjual di wilayah Bogor menyediakan aneka takjil berupa: kolak, es buah, kelapa muda, gorengan, mi bihun goreng, cungkring (sate kulit bumbu kacang), cilok (bulatan tepung kanji/tapioka), dan lain-lain. Hidangan istimewa adalah mi glosor, yaitu mi warna kuning cenderung bening terbuat dari tepung  tapioka/aci/singkong.

Saya ingat kelakuan waktu lampau. Sesama kontraktor (penanda tangan Surat Kontrak) berkumpul jelang matahari tenggelam, rencananya membeli takjil dan makanan berat untuk acara buka puasa bersama.

Selepas waktu ashar berkeliling di seputaran Pendopo (Kantor Bupati) di Cibinong, Kabupaten Bogor. Membeli gorengan dan ayam bakar di samping kantor Kodim, es kelapa muda tidak jauh dari kantor PWI, sup ayam Pak Min yang terletak di jalan menuju Stadion Pakansari, terakhir mampir di penjual buah timun suri.

Kalau tidak dibatasi oleh waktu, bisa jadi akan lebih banyak lagi makanan dibeli. Lapar perut memicu lapar mata.

Begitu azan berkumandang, kami segera minum air mineral, makan kurma, mengunyah gorengan plus sambal kacang. Terakhir memilih dawegan/degan atau es timun suri serut sebagai penyegar, sebelum mengambil wudhu.

Usai salat berjamaah duduk di teras. Menikmati kopi dan gorengan sambil mulut mengepulkan asap. Setelah itu menyantap hidangan utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline