Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Cerpen: Gemintang Bola-Bola Mata Gemilang

Diperbarui: 27 Februari 2023   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto panjat tebing oleh Dominika Roseclay dari Pexels

Pada malam hampir meringkus senja. Kabut merambat. Redup. Gigil. Simfoni desir daun pinus, sayap-sayap jangkrik, jerit mamalia di kejauhan. Hening menampar kuping.

Warga berkerumun. Mulut-mulut berdecak-decak. Wajah-wajah kagum. Bola mata gemintang. Gemilang memandang rombongan anak muda berpakaian ganjil yang terhampar pada balai-balai.

Orang-orang dari kota. Merupakan tamu dari seorang tokoh yang mungkin nama betulnya terlupa. Berhubung lama sekali menjabat sebagai ketua RT, maka warga memanggil dengan sebutan "Pak Erte". Kadang "Te" (mengucapkan huruf "e" seperti "tempe").

Wajah-wajah lelah setelah satu jam menapaki jalan berbatu berliku melalui hutan lindung. Warga terheran-heran. Di bawah ada tersedia cukup ojek, mengapa tidak menaikinya?

Pertanyaan-pertanyaan taksempat terucap melihat tas besar panjang turun dari punggung. Istri Pak Erte membawa nampan. Anak-anak muda berpakaian ganjil mencomot potongan singkong goreng. Menyeruput air tawar hangat.

Suara dari surau membubarkan kerumunan warga terkagum-kagum. Anak-anak muda berpakaian ganjil melepas sepatu khusus yang ringan dan dasarnya tidak licin. Pancuran membasuh. Tulang belulang ngilu.

Seusai menghabiskan ikan goreng hasil memancing, sambal dadak, dan dedaunan mentah dipetik dari pekarangan, masing-masing pemanjat tebing memeriksa dan merapikan peralatan.

Warga yang berkumpul di ruang tamu menatap takjub tali-temali, besi warna-warni, paku, palu yang jauh lebih bagus daripada perkakas yang mereka punya.

Tali carmantel; Webbing; Sling Prusik; Harnest alias pengaman tubuh; atau cincin pengait Carabiner; Hammer; Chock Stone; Piton atau paku tebing; Helm. Itu sebagian peralatan yang digunakan dalam olahraga panjat tebing.

Malam itu para pemuda harapan bangsa menginap di rumah Pak Erte. Mereka tahu diri. Menyiapkan sejumlah uang lebih dari cukup sebagai kompensasi atas semua akomodasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline