Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Refleksi Setelah 2 Kali Terkena PHK

Diperbarui: 23 Februari 2023   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi karyawan terkena PHK. (sumber: pixabay.com/Mohamed Hassan)

Apes betul. Dua kali mengalami pemutusan hubungan kerja. Dua kali itu pula mesti bermanuver agar tetap dapat melanjutkan hidup.

Pertama, perusahaan tempat saya bekerja ambruk seiring dengan terjadinya krisis moneter 1998. Pegawai di-PHK tanpa dokumen pun pesangon cukup.

Untuk beberapa bulan sesudahnya masih anteng sambil mencari pekerjaan. Ah, rupa-rupanya tidak sedikit perusahaan yang juga kolaps selama periode krisis. 

Kemudian bulan berikutnya panik. Menyusup pertanyaan ke alam pikir, bagaimana bisa bertahan dengan uang tabungan yang kian susut?

Saya mengambil keputusan cepat. Berpindah haluan! 

Menyimpan kemeja lengan panjang berikut dasi dan menguncinya di lemari. Menggantinya dengan kaos dan celana pendek.

Mengolah pisang tanduk, meses, dan kulit lumpia. Menggoreng dalam jumlah cukup. Membawa mereka ke Lapangan Parkir Timur Senayan (sekarang Gelora Bung Karno). Lalu di bagasi sedan hatchback saya memajang pisang cokelat.

Dalam perkembangan selanjutnya, seorang pesohor zaman itu mengajak saya mendirikan kafe tenda. Saya menukar sedan dengan kendaraan lebih murah. Selisihnya untuk investasi dan modal kerja kafe tenda sederhana.

Berjualan penganan di mobil dan mengoperasikan kafe tenda adalah pengalaman awal bisnis kuliner.

Kedua. Sekian tahun kemudian kembali di-PHK dari sebuah perusahaan tata boga bersama seluruh pegawai. Semua saham dibeli oleh pemilik baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline