Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Ketika Kesurupan Teknologi

Diperbarui: 20 Februari 2023   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto pasukan menyerbu kawasan industri oleh Nur Andi Ravsanjani Gusma dari Pexels 

Malam berkabut. Embun melayang-layang. Napas tersengal-sengal. Kilat mata menyibak alang-alang yang berangsur rebah.

Belasan orang mengendap-endap menyeberang jalan. Setelah semua tiba, seseorang --bisa jadi pemimpin rombongan-- memberi isyarat. Pasukan kecil kembali bersembunyi di balik ilalang. Melata tanpa suara.

Demikian, mereka bergerilya dalam rangka menghampiri kawasan industri mesin hibrid. Kompleks berpagar itu tampak kecil dari kejauhan.

Sebelumnya pengintai melukiskan, area inti dikelilingi oleh pemisah rangkap berupa konstruksi tiang-tiang baja berdinding kawat. Yang padanya mengalir listrik tegangan tinggi pada lapis paling luar demi memastikan bahwa, seketika makhluk hidup yang menyentuhnya menjelma keripik. Saat ditarik dari dinding kawat, renyah hingga tulang-tulangnya.

Penyerbuan penuh risiko. Menembus selapis penghalang di mana setelahnya berdiri hambatan kukuh satu lagi yang mesti diterobos. Soal paling berbahaya, menghadapi pengendara roda dua yang kejam terhadap manusia-manusia berkaki dua.

Kota-kota tidak sama lagi dengan keadaan pada masa yang rasanya belum begitu lama. Dalam tempo singkat kecerdasan buatan mengambil sebagian besar pikiran. Oleh karenanya mengubah banyak segi dari kehidupan manusia.

Artificial intelligence atau AI digunakan dalam sistem komputasi agar bekerja logis. Kemudian diaplikasikan pada cara berpikir teknologi robotika. Lalu dengan cepat berkembang menganeksasi ruang nalar dan pengambilan keputusan yang merupakan sifat ilahiah manusia, menggunakan permodelan generalisasi statistik rumit berbasis data.

AI telah melewati rangkaian proses belajar panjang, penalaran (reasoning) akurat, lalu dari waktu ke waktu dengan cerdas melakukan perbaikan atas perilaku. Dengan itu pula, manusia tidak perlu lagi repot-repot berpikir menciptakan mesin dan peralatan yang memudahkan kehidupan.

Merakit data berserakan. Menarik kesimpulan terhadap berbagai persoalan. Putusan hukum. Menyusun disertasi doktoral. Mengkreasi karya seni. Mencipta lagu dan meng-orkestrasi konser. Melukis. Bikin puisi dan cerita fiksi. Itu baru sebagian contoh.

Kemajuan mutakhir, AI mengembangkan mesin dengan teknologi hibrid. Bukan menggabungkan motor bakar dengan penggerak elektrik yang merupakan teknologi tahun 1900-an. Itu ketinggalan zaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline