Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Sketsa Distribusi Keripik dan Kisah Loper yang Tertatih-tatih

Diperbarui: 3 Januari 2023   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto kolase paket/kiriman keripik (dokumen pribadi)

Kemarin pagi pukul 9.44 perusahaan ekspedisi mengabarkan, kurir akan mengantar kiriman dengan nomor sekian sekian. Pukul 10.48 kurir menelepon, menanyakan posisi rumah. 

Lima menit kemudian mobil van putih parkir di depan. Sopir sekaligus kurir menyampaikan paket dari Rawamangun Jakarta.

Pak Tjipta membeli produk keripik pisang sebanyak 58 bungkus dari usaha yang dirintis oleh Meli Afrida/Daeng. Jumlah menyimbolkan usia pernikahan Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina Effendi.

Ada dua kardus dibalut bubble wrap. Dus kecil berisi sembilan bungkus keripik pisang rasa original, saya kira, dan rasa cokelat. Sisanya di dalam dus besar belum sempat dibuka.

Foto kolase paket/kiriman keripik (dokumen pribadi)

Selepas lohor dan setelah hujan reda, amanat dari Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina Effendi langsung dilaksanakan. Membagikan keripik kepada mereka yang kurang beruntung.

Langit lumayan cerah, sepertinya semesta mendukung misi mulia membagikan keripik.

"Polisi cepek" di simpangan jalan, pedagang kopi pinggir jalan, tukang tambal ban, penjual BBM eceran, tukang parkir, dan tukang becak menerima dengan rasa syukur. Tiap-tiap penerima membaca kertas bertuliskan nama sang dermawan nun jauh di Australia.

Kertas bertuliskan nama (dokumen pribadi)

Mendoakan agar Pak Tjipta dan Bu Roselina dipanjangkan rezeki, usia, dan pernikahan yang awet. Itu kira-kira. Saya kesulitan menghafal satu demi satu doa yang dipanjatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline