Ketika terbaring di ranjang rumah sakit saya merenung, andai dulu tidak melulu memikirkan pekerjaan.
Dua wanita turun dari motor matik. Setelah menggantungkan helm, dua spion memantulkan wajah-wajah manis yang sejenak merapikan rambut.
Sales motoris itu menuju warung kelontong. Menawarkan atau meletakkan barang dagangan, tidak tahu pasti.
Pastinya salah satu dari mereka menyodorkan sambal rentengan, mungkin sepuluh saset setiap untainya, kepada saya yang sedang duduk santai di bale-bale depan warung.
Dengan senyum saya menolak.
Mereka sedikit mengernyitkan dahi, kenapa tangan kiri saya lebih aktif dalam berkegiatan, semisal berjabatan tangan?
Mau tidak mau saya bercerita kepada dua wanita muda tersebut. Begini yang saya ceritakan.
Bagi pemborong pekerjaan milik instansi pemerintah, Desember biasanya merupakan periode terakhir penyelesaian proyek. Bulan terakhir empat tahun yang lalu saya berada di Kabupaten Sumedang. Tinggal finishing pekerjaan pembangunan gedung dua lantai.
Satu pagi di mes. Ketika hendak ke kamar mandi, kepala terasa sedikit pusing yang membuat badan enggan bergerak. Saat mandi, tangan kiri mengambil alih gayung dari tangan kanan yang mendadak malas.
Berangkat ke lokasi juga ogah-ogahan. Kaki sepertinya lamban melangkah. Meski memakan waktu lebih lama dari biasanya, akhirnya tiba juga di lokasi proyek.