Bagi penikmatnya, dalam keadaan kepepet, rokok merek apa saja jadi. Asalkan melihat bara kala diisap. Pun menyaksikan asap putih saat diembuskan.
Warung menjual barang kebutuhan sehari-hari ini lumayan ramai dikunjungi, baik pembeli maupun sales.
Nongkrong ngobrol kosong di depan toko kelontong beberapa kali ditinggal pemilik ke dalam. Melayani pembeli beras, kembang gula, minuman dalam kemasan, detergen bubuk seribuan, hingga rokok.
Beberapa kali ia meladeni tawaran dari sales motoris yang mengajukan barang untuk dijual kembali. Ada yang mengeluarkan aneka permen, mengganti stoples kosong atau menambah stok tinggal sedikit. Ada pula yang menawarkan sambal rentengan buatan Sidoarjo.
Satu sales mengeluarkan bungkusan biru dari kantong samping kiri kanan motor. Isinya tidak dapat diterka.
Setelah membayar tunai barang-barang tersebut, barulah Uda pemilik warung santai melanjutkan kegiatan ngopi dan ngrokok. Menjelaskan bahwa motoris terakhir adalah sales dari distributor rokok ilegal.
Umumnya sepeda motor sales rokok dilengkapi dengan boks fiberglass dengan tulisan. Jenis dan merek jelas terlihat dari slop yang dikeluarkan dari boks. Takada yang perlu disembunyikan.
Berbeda dengan yang terakhir. Tidak tampak tanda-tanda bahwa ia membawa beberapa slop rokok ilegal. Mereknya tidak terdeteksi sebab tertutup rapat.
Menurut Uda pemilik warung, rokok ilegal mulai masuk ke tempatnya dalam 2 minggu terakhir.