Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) tengah mengujicobakan penggunaan kompor listrik induksi di kota: Solo, Denpasar, dan satu kota di Sumatera.
Ujicoba dilakukan untuk mengetahui keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikan dari konversi tabung LPG 3 kg ke kompor berdaya-listrik 800-1.000 watt (sumber).
Seribu watt? Kompor listrik dua tungku yang dibagikan gratis selama ujicoba akan menyedot listrik 800 hingga 1.000 watt. Selama itu pula PLN merakit jalur khusus untuk mendukung pemakaian tersebut.
Sampai kapan instalasi penambahan daya gratis tersebut? Kelompok pelanggan mana yang disasar?
Dengan adanya tambahan peralatan listrik 1.000 watt mestinya daya terpasang pada rumah adalah 1.300 KVA. Minimal! Itu pun terlalu mepet, dalam arti tidak ada beban alat listrik lainnya (daya terpakai).
Anggaplah daya terpasang dipengaruhi oleh faktor penurunan arus, sehingga daya terpakai menjadi 0,8 dari daya terpasang/daya semu. Maka daya yang nyata bisa dipakai menjadi 1.300 VA x 0,8 = 1.040 watt. Pas-pasan.
Diperkirakan bahwa jumlah pengguna listrik berdaya di bawah 1.300 VA cukup banyak. Sebanyak 24 juta pelanggan menggunakan listrik 450 VA (sumber). Sedangkan pelanggan listrik 900 VA sebanyak 22 juta (2021, sumber).
Bisa jadi kelompok pelanggan di atas menjadi tujuan konversi kompor berbahan bakar LPG 3 kg ke kompor listrik.
Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya masa transisi dari kompor gas bersubsidi ke kompor listrik, diperkirakan akan terjadi peralihan pelanggan. Dari 450 VA -- 900 VA ke minimal 1.300 VA.
Keadaan yang mau tidak mau sebangun dengan penghapusan halus. Dugaan sementara ini kontradiktif dengan pernyataan pemerintah yang tidak berencana menghapus daya 450 VA.