Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Dari Gang Mortir Membangun Customer Base

Diperbarui: 18 September 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etalase warung makanan di gang mortir (dokumen pribadi)

Saat blusukan --bukan untuk kampanye---menyusuri gang berbeda dengan biasanya, sepintas tampak sebuah warung menjual aneka makanan menyelip di antara dua dinding. Benar-benar harus menolehkan kepala bila ingin melihatnya.

Tidak seperti tempat penjualan makanan pada umumnya, kedai itu tidak menyediakan cukup fasilitas untuk makan di tempat. Tidak ada meja untuk bersantap. Bangku tersedia sepertinya hanya untuk kursi tunggu.

Seorang wanita sedang berbelanja sayur dan lauk matang. Sementara pria yang saya duga suaminya menunggu di motor. Setelah membayar makanan dibungkus, mereka pergi meninggalkan asap.

Saya tidak jadi makan di tempat, tetapi membungkus beberapa masakan. Sayur asem, urap, 2 pepes tahu, kentang goreng, 4 perkedel, tempe orek, tumis pare teri, masing-masing dibungkus dengan harga 5 ribuan. Sedangkan pepes ayam dan tempe bacem saya lupa berapa harganya. Pokoknya semua tidak sampai menghabiskan uang Rp 50 ribu.

Aneka masakan berjejer di kursi panjang (dokumen pribadi)

Yang membuat saya mengernyitkan dahi, terdapat lebih dari 20 macam masakan matang. Ada etalase kaca dengan beragam lauk-pauk di dalamnya. Juga ada masakan sayur berjejer di kursi kayu panjang. Hidangan lainnya terletak di meja menempel di tembok berwarna hijau. 

Hidangan di meja menempel tembok (dokumen pribadi)

Produk tersedia beragam dan berjumlah cukup banyak. Terlalu banyak untuk sebuah warung menyempil di dalam gang. Bahkan ada gulai daging sapi yang biasanya tidak tersedia di warung nasi dalam gang.

Demikian juga, takada papan nama, baik di warung maupun petunjuk di mulut gang menghadap ke jalan utama.

Pun tiada satu penanda yang dapat menunjukkan bahwa ia menggunakan teknologi digital. Tempat penjualan makanan, yang berada di dalam gang dan menggunakan aplikasi, biasanya menyediakan beberapa penunjuk arah untuk memandu ojek online. Ini tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline