Harga mi instan naik biar jadi pekerjaan rumah para petinggi dan orang pandai di awang-awang sana. Nyatanya ada beragam cara memasak mi instan.
Menteri saling menampik bahwa harga mi instan bakal naik. Nyatanya, harga mi rebus matang hanya naik sedikit. Dipicu oleh lonjakan harga bahan pangan lainnya.
Awal bulan lalu Jokowi mengingatkan, harga mi instan berpotensi naik. Pengaruh perang Rusia dan Ukraina. Diketahui, kedua negara itu merupakan pemasok penting gandum dunia (kompas.com).
Kekhawatiran tersebut ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bisa jadi tidak lama lagi harga pasaran mi instan naik hingga tiga kali lipat (sumber).
Sontak Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah isu yang terlanjur bergulir. Memastikan bahwa harga mi instan tidak bakal naik tiga lipat (sumber)
Lupakan sejenak perbedaan antar menteri.
Sudah lama warga Indonesia menggemari mi instan. Ia menjadi makanan penting setelah nasi putih. Berbagai lapisan masyarakat, dari pejabat dan pesohor hingga orang kebanyakan.
Kompas.id menurunkan berita, harga semangkuk mi instan matang dengan telur, sawi, dan cabai rawit di warmindo wilayah Jakarta naik seribu dua ribu rupiah. Menjadi sekitar Rp1100 hingga Rp12000, bukan tiga puluh ribu rupiah. Tanpa telur, tetap Rp5000, kendati harga satuan mi instan naik Rp500 (mentah).
Penambahan harga tersebut dipengaruhi kenaikan harga telur, cabai, minyak.
Jadi olahan mi instan akan tetap disukai, asalkan kenaikan harganya tidak sampai tiga kali lipat dalam waktu dekat.