Langkah tersebut diharapkan dapat menguak tabir misteri yang menyelimuti insiden polisi tembak polisi. Meluruskan kejadian yang sebenar-benarnya.
Peristiwa polisi tembak polisi antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta, menyisakan sejumlah tanya. Menko Polhukam Mahfud MD menilai, terdapat kejanggalan dalam insiden yang terjadi pada hari Jumat.(8/7/2022) itu.
Bahkan Presiden RI Joko Widodo menyeru agar pihak kepolisian mengusut tuntas aksi polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J.
Kejanggalan
Mengutip dari berbagai sumber, terdapat beberapa kejanggalan yang kemudian menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat.
Keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Ahmad Ramadhan tidak serta merta meredam dugaan-dugaan. Malah kian berkembang.
Kejanggalan-kejanggalan tersebut, antara lain:
- Ketua RT setempat, Irjen (Purn) Seno Sukarto tidak diinformasikan mengenai insiden di rumah warganya itu. Baru tiga hari kemudian ia mengetahui dari kanal YouTube.
- Pernyataan simpang siur, antara keterangan CCTV rusak dengan keterangan rombongan Mabes Polri, bahwa CCTV di rumah dinas itu ada, tapi tidak di kamar.
- Di tubuh almarhum Brigadir J terdapat 7 luka tembak. Sedangkan Bharada E melepaskan 5 tembakan.
- Pihak keluarga mencurigai luka di tubuh Brigadir J.
- Telepon genggam Brigadir J tidak ditemukan.
Pembentukan Tim Investigasi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera menugaskan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, memimpin Tim Investigasi kasus baku tembak di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Tim investigasi melibatkan pihak Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) dan Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional).