Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Kisah Tersisa dari Reuni: Penjemput Cantik, Undian, dan Sanjungan

Diperbarui: 2 Juli 2022   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keseruan acara reuni Alamanda 82 (Fenny/Alamanda 82)

Reuni Alamanda 82 hari Sabtu pekan lalu menyisakan kisah yang sayang untuk dilewatkan. Paling sedikit ada tiga catatan:

  1. Dua wanita penjemput yang masih elok dipandang.
  2. Nyaris memperoleh hadiah utama.
  3. Dan sanjungan karena membagikan artikel Kompasiana.

Penjemput Cantik

Sebuah pesan melalui aplikasi perpesanan telah meruntuhkan niat saya untuk tidak menghadiri undangan reuni. Tiada lagi alasan untuk menghindar.

Sekitar pukul delapan lebih sebuah mobil merah menjemput. Awalnya asing dengan wajah manis yang menggenggam setir. Kemudian cair setelah ia mengenakan diri.

Waktu berputar cepat. Atau ingatan sudah lemah?

Ternyata kawan lama beda ruang kelas. Hartini berdandan simpel dan apik membungkus perawakan bak masih berseragam putih abu-abu.

Duduk di sebelahnya - saya tidak bakal melupakannya - adalah Ning. Teman dekat dari sejak SMA sampai sekarang. Sahabat baik tanpa perubahan sifat, wajah, maupun penampilan, kecuali usianya yang menua.

Anak saya menuntun sampai gerbang, mendekatkan bibirnya ke telinga saya, "itu ya yang kata Ibu, pacar Bapak sewaktu SMA?"

Nyaris Menang Undian

Kami bertiga sepakat, memarkirkan mobil di halaman kompleks pertokoan di sebelah gedung dituju. Lebih mudah dan masih kosong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline