Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Penjualan di Warung Ini Meningkat Berkat e-Delivery

Diperbarui: 16 Juni 2022   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gang sempit menuju warung gado-gado (dokumen pribadi)

Gagasan utama peletakan usaha kuliner adalah lokasi strategis. Dulu. Kini dengan ruang tidak ideal pun bisa berjaya dalam berjualan makanan minuman.

Awal hari cerah. Cocok untuk melenturkan otot-otot kaki, kendati sedikit jauh dari rumah. Pada satu gang sempit tampak tulisan: "Gado-gado Mba I". Langkah akhirnya mengikuti tanda panah. Tubuh menghempas ke bangku plastik.

Warung sederhana "gado-gado Mba I" (dokumen pribadi)

Warung sederhana dengan barang dagangan utama berupa gado-gado, ketoprak, rujak ulek, asinan, dan karedok. Harga bervariasi, Rp 14-17 ribu. 

Jajanan pendamping: kerupuk asoy, kerupuk mi, enyek-enyek)*, gorengan, buras, kopi sasetan seduh. Dengan harga berkisar dari Rp 1.250 hingga Rp 5 ribu.

Kerupuk asoy berukuran 1,5 kali lingkaran piring (dokumen pribadi)

Ada tiga wanita paruh baya --sepertinya tetangga dekat-- duduk di kursi panjang. Satu menunggu pesanan gado-gado. Dua orang lainnya sedang memainkan telepon di genggaman. Emak-emak zaman now banget! 

Saya hanya memesan kopi seduh. Awalnya. Lalu ngemil kerupuk mi setelah melihatnya di dalam toples plastik. Gurih. Tambah satu lagi. Habis. Ganti mencomot oncom hitam (menjes) goreng, lalu melahap pisang goreng, buras isi oncom, dan camilan lain.

Secangkir kopi (dokumen pribadi)

Kerupuk mi (dokumen pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline