Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pria Tampan Tertawan oleh Wanita Menawan

Diperbarui: 5 Juni 2022   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto pria wanita oleh Parij Photography dari pexels.com

“Tak mengapa menjadi istri kedua,” kilat mata bahagia berkelebat menusuk jantung. Pria di hadapannya menyemburkan cairan pahit baru ditelan.

Seketika bayu bertiup. Daun-daun melayang pasrah. Menyerah kepada pelukan tanah yang merindukannya sebagai penyubur. Juga penghancur.

“Apa katamu?”

Wanita menawan menaikkan alis. Bibir tipis membentuk bulan sabit. Pria tampan senantiasa memimpikan membasahi bibir belah berwarna kemerahan nan menggoda.

“Aku terlalu mencintainya.”

Begitulah. Pria tampan bertemu wanita menawan di satu gazebo menapak awan impian. Terpisah jauh dari bangunan induk.

Tidak sekali ini saja. Berkali-kali, pada perjumpaan-perjumpaan penuh kebahagiaan maupun derai air mata.

Dua puluh empat bulan sabit telah terbit, kala wanita menawan datang bersama mendung. Mencurahkan hujan pada dada bidang. Pria tampan memeluknya dengan kasih tanpa jeda.

Wanita menawan bukan hanya menduga selain dari hanya memastikan bahwa suaminya telah mengkhianati cintanya. Berbagi bahtera kehidupan bersama wanita lain.

Ia memerlukan kecerdikan pria tampan untuk memperoleh bukti-bukti tidak terbantahkan, mengenai hubungan terlarang itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline