Bukan seperti peribahasa: garam di laut, asam di gunung bertemu dalam belanga. Bukan itu. Tapi sebab melanggar larangan atau pantangan, sehingga rasa nyeri menyerang sendi mata kaki.
Mungkin besok kaki akan membengkak dan mengalami peradangan. Selanjutnya, bantuan tongkat diperlukan untuk menopang berat tubuh.
Salah satu pantangan bagi mereka yang memiliki bakat terkena penyakit asam urat adalah makan makanan mengandung santan dan daging merah. Beberapa hari yang lalu saya nekat menyantap soto santan di sekitar Gang Aut.
Wilayah yang terletak di sekitar Jalan Suryakencana Kota Bogor itu menawarkan aneka jajanan enak. Dari mulai soto santan, bakso bening khas Bogor, cungkring (olahan kulit sapi), lumpia basah, soto mie, pepes sagu, talas kukus, pisang kualitas bagus, sampai petai. Sebuah tujuan wisata kuliner di Bogor.
Pada tanggal merah lalu saya naik angkot nomor 10 dari Pasar Mawar, menuju keramaian yang terletak di Pecinan tersebut. Pagi menjelang pukul delapan para turis domestik sudah berburu aneka makanan unik.
Pedagang di trotoar lebih ramai, di mana tampak barisan mengular menunggu giliran dilayani oleh pedagang makanan pikulan. Sementara restoran yang berada di toko belum semuanya buka. Baru sebagian yang bersiap-siap.
Lelah berkeliling melihat keramaian, saya mampir di satu meja kosong. Menunggu tiga kerat daging goreng dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam mangkuk, dibubuhi bumbu-bumbu, dan disiram kuah bersantan berkepul-kepul.
Itu hari Kamis lalu. Empat hari kemudian penyakit asam urat kumat.Penyakit kambuhan. Bila tidak disiplin, ditambah dengan kondisi udara lembap, maka kaki membengkak. Nyeri.
Bisa sebulan sekali. Belakangan sudah mulai jarang kambuh. Mungkin karena kontrol makanan yang ketat.