Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pelayanan Publik dengan Prosedur Antrean yang Berubah-ubah

Diperbarui: 9 Mei 2022   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana antrean di rumah sakit (dokumen pribadi)

Sekali ini saya melanggar prosedur antrean.

Sesuai dengan petunjuk arah bertuliskan 'Masuk', saya melewati celah sempit terhalang oleh dudukan dispenser hand sanitizer. Langsung menghampiri petugas yang sedang mengoperasikan mesin pendaftaran, atau Anjungan Antrian Mandiri. (Memang di mesin tersebut tertulis 'Antrian', bukan 'Antrean'.

Anjungan Antrian Mandiri (dokumen pribadi)

Segera setelah pencet sana-sini, sang petugas mengembalikan berkas reservasi beserta nomor antrean. Nomor 3!

Biasanya saya memperoleh nomor antrean 100 lebih. Bahkan pernah mendapat nomor 205, berhubung datang kesiangan (lebih dari pukul 10 pagi). Hari itu saya datang sebelum jam 7.

Kali ini saya keliru membaca situasi. Ternyata sistem antrean di rumah sakit umum milik Pemda setempat itu mengalami perubahan. Perubahan untuk ke-sekian kalinya.

Jadi para pengunjung, apakah yang tampak sehat atau penyintas stroke, harus antre di ruang tunggu. Di sana tersedia puluhan kursi yang disusun dalam empat lajur memanjang ke belakang.

Pasien baru datang mestinya duduk di kursi paling belakang.

Empat orang yang duduk di depan bangkit menuju mesin pendaftaran, setelah dipanggil oleh petugas. Empat orang di belakangnya akan mengisi kursi kosong di depannya. Demikian seterusnya.

Apabila saya mengikuti prosedur itu, maka diperkirakan akan memperoleh nomor antrean 100. Sebagai informasi, kursi tersedia kurang lebih 80. Jumlah orang yang sudah daftar sekitar 20.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline