Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Mana yang Lebih Baik, Bata Merah atau Bata Ringan?

Diperbarui: 19 Februari 2022   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tumpukan bata merah dan bata ringan (dokumen pribadi)

Bata merah maupun bata ringan lumrah digunakan untuk mendirikan dinding bangunan. Namun di antara keduanya, mana yang lebih baik?

Sebagian tukang bangunan lebih suka menggunakan bata merah daripada bata ringan. Berkesan kuat. Gampang dipasang..

Lainnya menganggap bata ringan memiliki keunggulan waktu pemasangan sehingga menghemat biaya tenaga kerja. Juga dalam finishing, cukup diplester tipis sudah rapi. Hemat semen dan pasir.

Benarkah demikian?

Dari berbagai sumber serta sedikit pengalaman sendiri, berikut disarikan kelebihan dan kelemahan tiap-tiap bahan bangunan tersebut

Bata Merah

Merupakan produk dari industri rumahan/tradisional dengan tanah liat sebagai pembentuk. Dikerjakan secara manual (membuat adonan, cetak, pengeringan, pembakaran) di lio. 

Di kalangan tukang, bata merah populer sebagai bahan bangunan karena memiliki kelebihan:

  1. Mudah dipasang, baik pada bidang luas maupun sempit.
  2. Tidak perlu perekat khusus, cukup semen Portland, pasir pasang, dan air.
  3. Harga satuan murah, Rp 900-1.200 (ukuran 20cm x 10cmx 5cm) tergantung lokasi. Untuk pasangan dinding seluas satu meter persegi, bata merah bisa lebih murah (70 buah = Rp 70 ribu) dibanding bata ringan (8,4 buah = Rp 91.081).
  4. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam pemasangan.
  5. Jika tepat dalam menghitung kebutuhan, sisa bata merah relatif sedikit.

Kelemahannya adalah:

  1. Meski dipandu oleh benang, pemasangannya cenderung sulit rapi.
  2. Setelah dipasang, menyerap hawa panas pada kemarau. Sebaliknya, dingin juga tembus saat cuaca bersuhu rendah
  3. Perlu plesteran yang cukup tebal, bisa sampai 4cm, untuk merapikan dinding dan agar mengurangi pengaruh suhu luar. Apalagi jika pemasangannya miring atau tidak ngelot (tidak nyiku/tegak lurus terhadap bidang vertikal atau horizontal).
  4. Memerlukan bahan perekat (adukan) yang cukup tebal, tergantung kepada kemahiran tukang.
  5. Pemasangan butuh waktu lama, karena ukurannya kecil.
  6. Sebab pembuatannya manual, ukuran bata merah bisa beragam. Tukang mesti mengatur sedemikian rupa agar pas patokan benang.
  7. Bobotnya berat, sehingga dinding bata merah secara keseluruhan dapat membebani konstruksi penopangnya.
  8. Mudah pecah sehingga terbuang, bila kualitas bata kurang baik,

Bata Ringan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline