"Huek! Terlalu asin...!
Aku memandang heran, sambil mengangkat untaian mi masih panas dengan sumpit. Tangan kiri menyendok kaldu ayam di mangkuk lebih kecil.
"Terlalu berminyak pula!"
Seruputan terakhir terasa nikmat. Ingin tambah, perut sudah padat. Aku mesti mencadangkan ruang untuk segelas es campur.
Sementara ia menyisakan mi ayam yang berkurang satu sendok makan. Lantas mengaduk isian dalam gelas besar dan memasukkan satu sendok ke mulutnya.
"Bah! Terlalu manis."
Mereka, makanan minuman itu bakal menjadi jatahku. Perut alamat meledak, meski lidah bernafsu
Enak banget sih! Menurut seleraku. Tidak baginya.
Nyaris seluruh makanan populer di kota ini sudah kami sambangi. Apakah dengan cara dine-in ataupun take away.
Yamin pangsit toko Yung Shin. Es Oyen Jalan Sawojajar. Mi ayam Bangka Jalan Sudirman. Soto santan Empang. Ayam goreng Jalan Pahlawan. Sop buntut Air Mancur. Soto Rempah Bu Nelly. Bubur ayam Jembatan Merah. Ketoprak Japar. Semuanya ditolak oleh indera pengecapnya.