Kejadian pada satu waktu yang sangat lampau. Sorang kolega kantor meminjamkan BMW seri 3. Beruntung. Saat itu mobil kantor yang dipercayakan kepada saya, masuk bengkel.
Ketika itu jalan masih lancar, sehingga menggunakan mobil mewah penjelajahan terasa nyaman. Tiba di satu kota kecil, saya berhenti makan. Memarkir kendaraan di tempat mudah terlihat.
Baru saja duduk, terlihat seorang pria berkaos oblong bolong-bolong membawa seember air. Tangan satunya menenteng lap basah. Tanpa aba-aba, ia melap mobil.
Sontak saya menghambur, "Jangan! Gak usah dibersihkan."
Kekhawatiran dalam hati, air dan lap tidak dijamin kebersihannya. Bisa-bisa cat mobil masih baru tergores. Berabe pula awak. Lagi pula, kelak mobil akan dibersihkan di bengkel khusus cuci mobil, sebelum dikembalikan.
Untuk sementara peristiwa itu mereda. Pria bercelana pendek terdiam di bawah pohon angsana.
Seusai menyelesaikan pembayaran, saya segera beranjak pergi. Ketika hendak memundurkan kendaraan, ada suara.
"Yak, terus, terus, terus. Kosong...!"
Pria itu lagi. Tadi tukang lap mobil pengunjung rumah makan. Sekarang tukang parkir.
Tiada pula recehan, terpaksa saya menyorongkan selembar uang (sekitar Rp20 ribu untuk ukuran sekarang), berharap kembalian.