Sejak mengenal Mas Bambang, saya tidak takut lagi kepada hal bersifat mistis. Dengan anugerah mampu melihat "dunia lain" yang tak teraba oleh indera saya, ia menalarkan keganjilan itu.
Santri tersebut membuka pikiran. Pria berkumis yang pernah mati sehari itu, mengajak saya untuk "memerangi" keyakinan keliru sebagian orang mengenai mistik dan klenik. Sayangnya beliau telah meninggal sungguhan karena termakan usia. Al-fatihah.
Moga-moga di artikel lain saya berkesempatan menceritakan tentang beliau lebih jauh. Berikut dipaparkan pengalaman berhubungan dengan dunia mistik.
Dalam rangka pembuatan profil sebuah perusahaan sawit swasta secara visual, saya memimpin tim pengambilan gambar. Merambah ke sub-kebun yang menyebar di beberapa bagian dari provinsi Sumatera Utara.
Menariknya, seluruh anggota regu merupakan eks-tim tayangan Pemburu Hantu yang sudah dihentikan pemutarannya. Mereka pada dasarnya baik, tetapi dalam keadaan tertentu berlaku ajaib, menurut kacamata saya. Semisal melakukan ritual-ritual aneh dalam rangka mengusir hantu. Rupa-rupanya jiwa pemburu hantu masih melekat.
Nah identitas itu melahirkan kejadian-kejadian menarik selama shooting. Satu kisah mistis paling dramatis terjadi di Turangi, Langkat.
Kebun Turangi memiliki mess, berupa bangunan peninggalan Belanda yang telah direnovasi. Di belakang terletak kolam besar berlatar hutan dengan pepohonan besar. Di samping terletak hamparan rumput lebih luas dari lapangan sepakbola.
Kisah mistis pun santer terdengar. Para sopir pengantar dan penjaga setempat mewanti-wanti kami agar tidak gegabah dalam berperilaku. Angker. Konon pada zaman dulu, seorang pemuda berkebangsaan Belanda bunuh diri, tenggelam di kolam itu.
Di sisi lain, mereka berharap tim "pemburu hantu" menunjukkan kemampuannya, seperti terlihat pada tayangan televisi.
Suatu malam kami duduk-duduk di gazebo menghadap hutan, sambil santai menyeruput kopi. Tiada penerangan, kecuali dari lampu mess. Terlalu jauh untuk membuat tempat bersantai itu terang. Gelap gulita!