pagi hitam pejam kelam
renggut embun suci dari daun- daun
kata-kata luruh
satu demi satu turut halimun
surut
malam karam dalam terang
bunga-bunga mekar hidangkan dimensi segar
kepak- kepak puisi kupu-kupu
membuka lembar baru
jejak- jejak almanak jelajah tanah
rambah lembah
tekuk liuk- liuk bukit-bukit
lekuk-lekuk gelombang samudera berpilin-pilin
bergulung-gulung terjang luka lara
berguling-guling di riak-riak suka cita
juga cinta
menyongsong renjana senja
hingga rapuh merengkuh tubuh
lelah
luluh
redup
padam pada malam
Kawan, perjalanan juga perubahan
serta angka-angka luruh
adalah metamorfosis lumrah
pergantian almanak adalah paripurna:
rangkum bahagia mengangkasa
tatkala angka-angka
jatuh satu demi satu pada bilangan usia
***
Puisi dibuat dalam rangka memperingati hari kelahiran Kompasianer Zaldy Chan.
Selamat ulang tahun, Babang Jack
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H