Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Rahasia Meningkatkan Produktivitas: Kerja Cerdas, Bukan Sekadar Kerja Keras

Diperbarui: 4 Oktober 2021   04:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto meningkatkan produktivitas oleh Gustavo Fring dari Pexels

Tumpukan pecahan bata, gabus, potongan kayu, remahan asbes, dan sobekan kardus menyebabkan pintu pagar tidak bisa ditutup. Timbul perselihan pendapat, mengenai cara-cara tepat untuk mengatasi persoalan. 

Ilustrasi puing yang menghalangi pintu pagar (dokumen pribadi)

Satu pihak mengusulkan penyingkiran sampah bangunan. Lainnya menyalahkan pekerja yang membuang puing tanpa memedulikan keadaan.

Tukang berbeda mengambil palu dan besi pengungkit, melepaskan engsel-engsel, mengangkat, dan memasang kembali pintu pagar dalam posisi menutup. Tinggal menggemboknya.

Perdebatan usai. Persoalan selesai.

Pada tempo lalu, terdapat dua grup pelangsir batu ukuran 15-25 cm dalam proyek pekerjaan pemasangan gullyplug (susunan batu diikat kawat bronjong untuk menahan longsoran tebing di tepi sungai). 

Sepanjang 300 meter, dari tempat penumpukan batu menuju lokasi pemasangan bronjong, merupakan jalan setapak. Separuhnya adalah medan menanjak. Separuhnya lagi menurun melewati semak.

Batu-batu sebanyak 10 dump truck itu, mau tidak mau, harus dipindahkan dengan menggunakan tenaga manusia, dibantu gerobak beroda dengan bak terbuat dari kayu.

Grup pertama terdiri dari 5 orang pekerja dari luar, dilengkapi dengan 2 gerobak. 

Kelompok kedua merupakan warga lokal yang meminta "jatah" pekerjaan. Diperkuat oleh 7 anggota dan 3 gerobak, mestinya mereka mampu mengangkut lebih banyak batu dalam waktu cepat.

Ternyata tidak demikian. Grup pertama lebih banyak melangsir batu dibanding grup kedua. Berdasarkan hasil pengamatan sederhana, masing-masing kelompok memiliki cara kerja berbeda:

Kelompok pertama mengisi gerobak tidak terlalu penuh, menghitung daya angkat optimal gerobak dan tenaga dua manusia. Satu menghela, satu lagi mendorong gerobak. Mereka bergerak cepat, sehingga frekuensi langsir lebih kerap.

Maka dalam jangka waktu sama, kubikasi batu sampai lokasi lebih banyak daripada yang diangkut oleh kelompok kedua.

Kelompok kedua mengisi gerobak sebanyak mungkin. Bobot menjadi berat, membutuhkan tiga orang untuk melangsir batu. Satu menarik, dua menyorong gerobak.

Kerapatan angkut berkurang, mengingat bobotnya. Mereka juga sering berhenti. Beberapa kali gerobak tidak dapat digunakan, karena ada bagian-bagian yang rusak (laher/bearing, ban pecah, bak rompal).

Akumulasinya, volume batu diangkut menjadi sedikit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline