"Pesan pecel tanpa lontong satu porsi."
"Sudah habis. Ini yang tersisa sudah dipesan orang," ujar ibu berusia kisaran 60 tahun sambil mengulek bumbu kacang, lalu mengisinya dengan irisan lontong dan tahu.
Pada pukul 9 pagi itu, dua bungkus doclang berpindah tangan ke seorang ibu muda.
"Pesan apa?"
Spanduk di depan warung bersahaja menyatakan: "Nasi Kuning Ibu Aisyah, menyediakan Lontong Sayur, Ketoprak, & Pecel."
"Seperti pesanan embak tadi."
Perlu diketahui, paling tidak ada dua versi doclang yang beredar di Bogor.
- Dengan bumbu kacang goreng, cabai, garam, gula merah yang diulek mendadak. Jenis ini banyak tersedia di warung kecil.
- Dengan saus kacang goreng halus yang dimasak bersama bumbu lainnya.
Dua jenis doclang di atas isinya kurang lebih sama: lontong dan tahu. Versi yang lebih luks, ditambahkan telur rebus dan irisan kentang. Penganan ini terdapat di pusat kota dan warung penjual pecel. Untuk yang ngider alias penjaja doclang keliling sudah jarang ditemui.
Baca juga: Doclang, Jajanan Keliling yang Kian Menghilang
Nah, usaha mikro Ibu Aisyah juga menyediakan doclang. Berbeda dengan penjual lainnya, nenek itu membuat bumbu dengan cara lama.