pada kemarau
merintik hujan bulan Juni)*
bau tanah membawa duka
pagi terlalu tua membaca kerumunan berita linimasa
tak sempat fajar mendengar kabar sembilu
senja padam menatap pilu
diksi batal menjadi puisi
kata-kata murung gegap-gempita
deret botol gagal napas
putus asa di bilik pengap
derap sirene beralamat gelap dalam sesak
pesta telah usai
debat telah selesai
tiba saat bersama
menabuh gendang perang
lalu sungguh-sungguh berdoa
menginterupsi hujan bulan Juni
yang membawa duka
)*meminjam "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H