Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Camilan Korea? Gak Perlu Imitasi, Ini Juga Enak

Diperbarui: 3 Juli 2021   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hotdog Korea oleh joelmarrinan dari pixabay.com

Ruang internet telah melajukan Korean Wave menginternalisasi gaya hidup sebagian masyarakat Indonesia. Kemudian simbol-simbol Korea Selatan seperti Drama Korea, K-Pop, K-fashion, kuliner Korea, dan produk industri lainnya merasuk berupa suatu subkultur.

Ia membentuk identitas eksklusif yang disebut dominant reader, yakni orang yang terobsesi dengan hal serba Korea (rujukan 1).

Tidak hanya itu, fenomena tersebut meluas menjadi budaya pop beraroma Korea.

Salah satunya berkaitan dengan kecenderungan pilihan kuliner yang beragam, di dunia nyata maupun marketplace. Juga kanal-kanal yang menayangkan cara membuatnya.

Terseret arus globalisasi Korean Wave dan terpengaruh lingkungan, dengan mudah kita mengenal camilan:

  1. Korean garlic cheese bread atau roti bundar rasa bawang dan cream cheese.
  2. Hotdog Korea yang kadang disebut juga dengan corndog.
  3. Sweet potato mochi bread alias roti ubi jalar ungu.
  4. Bomboloni, yakni sejenis donat dengan isian di tengahnya.
  5. Croffle yang merupakan gabungan dari croissant dan waffle.
  6. Dubu atau tahu ditumis.
  7. Dan sebagainya.

Kalau sempat ke restoran Korea, akan lebih banyak lagi ditemui masakan yang cenderung pedas, camilan, dan minuman khas negeri ginseng tersebut.

Di tengah hiruk pikuk derasnya aliran kuliner Korea ke Indonesia, camilan domestik berjalan dalam sunyi. Diam-diam, geliat transaksi camilan asli atau jajanan tradisional Indonesia terus berlangsung, kendati tidak mendapat perhatian.

Meski dulunya sebagian dari camilan itu merupakan akulturasi kuliner pendatang, jajanan tradisional menyediakan beragam pilihan yang tak kalah enak dibanding jajanan Korea. Contohnya: Klepon, kue putu, cucur, nagasari, lemper, wajik, kue talam, bikang, cenil, lupis, serabi, dan masih banyak lagi.

Sebagian besar dari jajanan tersebut berbahan dasar tepung beras, tepung ketan, atau tepung tapioka, ditambah parut kelapa atau gula merah. 

Foto gorengan adalah dokumen pribadi.

Selain itu, dengan mudah kita dapat menemukan gorengan dalam kehidupan sehari-hari, semisal bakwan/bala-bala, tahu isi, tempe, pisang, mi glosor.

Baca juga: Mie Glosor, Takjil yang Diburu tapi "Mengglosor" Diterpa Pangan Impor

Untuk yang lebih kering, atau berbentuk crackers tersedia dalam bermacam variasi. Camilan itu umumnya terbuat dari aneka tepung, buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian, misalnya:

  1. Kerupuk, keripik bawang, kembang goyang, aneka kue kering
  2. Keripik sukun, keripik nangka, keripik pisang.
  3. Kacang goreng/sangrai, kacang koro, kedelai, rengginang.
  4. Keripik singkong, ubi jalar, talas, gadung.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline