"Jangan lewat situ?" Jemari lentik menyergap lenganku.
"Kenapa?"
"Aku takut ...," tanganmu mencengkeram kian erat.
Akhirnya dipilih jalan melingkar, menghindari lintasan di depan sebuah rumah tua. Pekarangan luas dengan rumput tak terurus dan rimbunnya daun pepohonan, membawa udara dingin.
Pohon kamboja menyebarkan hawa mistis. Guguran bunga-bunganya yang berwarna putih membawa aroma duka.
Pada malam berbeda, kamu membenamkan wajah pucat ke dada bidangku. Degup-degup jantung disertai napas memburu terangkum dalam pelukan hangatku.
"Itu! Itu anjing melolong, memberitakan roh kematian sedang melayang menuju keabadian."
"Tidak usah risau. Belum tentu pertanda adanya malapetaka. Lumrah kok, ketika anjing merintih, menggonggong, dan melolong. Tenanglah!"
"Aku takut ...."
"Ssttt ...!"
Kamu demikian percaya tentang tanda-tanda sebelum ajal tiba, menghampiri kerabat atau orang terdekat di sekitar kita.