Seorang kawan bingung, ketika berniat mengambil sayur, tuan rumah berceloteh bangga, "itu jangan dicoba! Hidangan khas yang enak. Monggo"
Mendadak kawan tersebut mengembalikan irus)* ke wadahnya. Menelan ludah.
Sepertinya, tuan rumah alpa meletakkan jeda setelah mengucapkan "jangan" atau koma jika ditulis.
Di daerah Jawa Timur, "jangan" berarti "sayur" dalam Bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagian masyarakat Jawa Barat, mengartikan "sayur" sebagai olahan berkuah. Nah, betapa kaya perbedaan bahasa tersebut!
***
Secara umum, sayur merupakan sumber pangan nabati yang dapat diolah dengan bermacam-macam cara: dimasak berkuah, ditumis, hingga dikonsumsi dalam keadaan segar (lalapan). Dengan kandungan air tinggi, sayur menjadi makanan sehat sumber vitamin, mineral, dan serat, juga antioksidan. Oleh karenanya, ia membantu: melancarkan buang air besar, detoksifikasi, menjaga berat badan dan kesehatan kulit, dan sebagainya.
Dalam dunia kuliner, sayur berperan sebagai penyeimbang dari makanan digoreng, berlemak, dan mengandung kolesterol tinggi. Tidak mengherankan, bila sajian daging bakar (steak) --misalnya-- dipadu dengan salad.
Di negara tropis seperti Indonesia, ragam sayuran melimpah. Banyak sayuran berwarna hijau dari daun (kecuali daun pintu, jendela, dan telinga sendiri) yang dapat dikonsumsi. Pun sayur berwarna putih. Demikian kaya, sehingga umbi wortel, buah terong, kacang polong, kembang kol, bunga brokoli dan sebagainya. digolongkan sebagai sayur. Tak mengapa, yang penting menyehatkan.
Umumnya sayuran tersebut diambil daun atau bunganya saja untuk diolah. Sedangkan batangnya dibuang.
Brokoli
Brokoli dipetik hanya kuntum atau kepala bunga berwarna hijau yang berbentuk cabang pohon untuk dimakan. Batang kerasnya masuk ke tempat sampah. Sementara, kita membeli brokoli sudah termasuk batang dan kuntum yang ditimbang bersama.