Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Resign

Diperbarui: 10 Maret 2021   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Edmond Dants dari Pexels

Resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan merupakan hal yang lazim dilakukan di dalam dunia karier.

Di luar faktor bubarnya perusahaan, berikut disampaikan alasan yang melandasi kehendak untuk berhenti dari perusahaan, di antaranya:

  1. Perusahaan tidak memberikan ruang yang kondusif bagi pengembangan karier.
  2. Merasa jenuh dan bosan dengan rutinitas yang begitu-begitu saja, tanpa apresiasi berarti dari perusahaan, berupa kenaikan karir, pemberian rewards, dan penyegaran kembali (refreshing, outing).
  3. Lingkungan pekerjaan tidak nyaman, di mana persaingan sudah tidak sehat dan menimbulkan konflik antar sesama kolega bahkan dengan pimpinan.
  4. Hijrah, dari pegawai kemudian menjadi pengusaha atau terjun ke dunia wirausaha.
  5. Penawaran menggiurkan dari perusahaan lain, yang memberikan harapan lebih baik berupa: gaji lebih tinggi, tunjangan, fasilitas, dan sebagainya.

Nah, dalih terakhir kerap digunakan sebagai batu loncatan bagi pegawai untuk mengajukan pengunduran diri dari perusahaan.

Saya sendiri pernah mengalaminya, yaitu resign dari perusahaan pembiayaan lalu "terbang" ke kongsi usaha lain. Meskipun industrinya berbeda, namun konsorsium itu menawarkan penghasilan 3 kali lipat dari gaji semula, ditambah fasilitas dan posisi jauh lebih bagus.

Pada kesempatan lain, ada seorang pegawai hendak resign. Sebelum mengajukan surat pengunduran diri ia curhat, ada perasaan sungkan bila ia keluar dari perusahaan.

Staf pemasaran itu merasa tidak tenang, karena berkat didikan saya ia melejitkan pencapaian cemerlang, yang kemudian menarik perhatian perusahaan lain.

Lajang yang sempat berpacaran dengan aktor sinetron itu merupakan "titipan" dari pemilik perusahaan.

Pada awal bekerja, tidak tampak kemampuan yang menonjol. Mengoperasikan pengolah kata di komputer, masih berantakan. Padahal tugas tenaga pemasaran berhubungan dengan surat menyurat, ditambah pekerjaan spreadsheet sebagai laporan. Pokoknya tobat dah menghadapi gadis elok itu.

Terpaksa saya mengajarkan cara menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dan Excel, secara bertahap, pelan-pelan penuh kelembutan. Kecerdasannya lah yang kemudian membuat kemampuannya berkembang pesat.

Di balik kelemahannya, lulusan diploma itu menyimpan potensi luar biasa, yaitu kemauan untuk belajar dan berkembang.

Dalam perjalanan berikutnya, gadis dengan rambut bergelombang menyentuh bahu itu menorehkan prestasi. Ia menjadi aset perusahaan yang berharga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline