Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pembangunan Perpustakaan Tetap Berlanjut Meski Dana Disunat

Diperbarui: 3 Desember 2020   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Pexels dari pixabay.com

Dana pengadaan buku-buku untuk perpustakaan sebetulnya ada, tapi menguap entah ke mana sehingga tidak sampai ke pihak desa.

Demikian kesimpulan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam menelusuri ketersediaan anggaran di kantor Kabupaten terkait. Penelusuran itu dilakukan sehubungan dengan program kerja KKN di desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Jawa Barat.

Selengkapnya mengenai kegiatan KKN itu bisa dibaca di sini.

Sebelumnya, tim KKN yang ditempatkan di desa Karangtanjung mengetahui ketersediaan anggaran itu. Dengan dasar itulah dibuat program perpustakaan desa.

Setelah diselidiki sampai Kabupaten, ternyata pegawai yang bertanggungjawab mengurusi perpustakaan desa berkilah, bahwa dana bantuan buku untuk perpustakaan telah disalurkan. Pihak desa menyatakan tidak pernah menerimanya.

Tidak diketahui mana yang benar dan salah. Yang jelas tidak ada perpustakaan di desa itu.

Kejadian lenyapnya anggaran perpustakaan itu sudah berlangsung lama, mungkin kasusnya terpendam dalam sedimen waduk Saguling.

Padahal membaca adalah gerbang menuju pengetahuan yang akan berdampak kepada kehidupan sehari-hari.

Akhirnya diputuskan, bahwa program pembangunan perpustakaan tetap dilanjutkan, meski dengan ketiadaan dana. Salah satu pertimbangannya adalah, fasilitas tempat sudah disediakan oleh Carik desa (sekretaris desa). Tinggal mengadakan buku-buku yang layak dibaca oleh warga setempat.

Setelah merumuskan segala cara yang mungkin, maka kami membuat semacam proposal pengadaan buku, ditujukan kepada:

  • Kantor kedutaan negara-negara sahabat di Jakarta. Salah satu anggota tim KKN adalah mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, yang diketahui sering berhubungan dengan pihak kedutaan.
  • Donatur yang bersedia menghibahkan buku-buku yang bermanfaat bagi orang lain.

Beberapa perwakilan negara sahabat bersedia membantu. Para donatur pun bersedia memberikan buku-buku pelajaran yang sudah tidak terpakai dan buku lainnya yang menumpuk di rumah mereka.

Oh ya, buku pelajaran pada zaman dahulu lebih awet masa pakainya, sehingga bisa digunakan secara turun-temurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline