Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pentingnya Menjaga Kepercayaan walaupun Merugi

Diperbarui: 12 November 2020   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi salah satu sudut halaman dalam Istana Kepresidenan Bogor (dokumen pribadi).

Sebagian pemborong akan merasa rugi saat memperoleh keuntungan kotor sebesar 10 persen.

Penyedia jasa barang dan jasa (kontraktor/pemborong) dikualikasikan ke dalam badan usaha: kecil, menengah, dan besar. Sebagian pemborong berkualifikasi kecil itu berpendapat, bahwa laba kotor 10 persen setelah pajak-pajak dari pekerjaan yang berhubungan dengan pemerintah merupakan sebuah kerugian.

Keuntungan tersebut masih akan dikurangi biaya-biaya:

  • Pengurusan administrasi penawaran dan penagihan yang pada kenyataannya jauh lebih besar daripada pos anggaran yang tercantum dalam RAB.
  • Commitment fee, sebuah janji pemberian komisi kepada "orang dalam" dan pihak perantara lainnya.
  • Biaya "kenakalan" yang meliputi pengeluaran untuk, antara lain, ongkos kegiatan memancing, karaoke, makan-makan dan yang berkaitan dengan pihak tertentu.

Pedoman tersebut ditanamkan oleh seorang kawan kepada Saya beberapa tahun lalu. Waktu itu Saya melayani pengadaan barang (supplier, belum e-katalog) dan pembangunan konstruksi (kontraktor).

Selain mendapatkan pekerjaan dari pemerintah daerah setempat, Saya mulai merambah ke sektor lain (disebut proyek sektoral). Salah satunya adalah dari Istana Kepresidenan yang dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara.

Maka Saya berkesempatan terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengadaan/konstruksi di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor (selanjutnya disebut: Istana). Sebagian proyek tersebut, antara lain: pemasangan marmer di kamar mandi Presiden; pemasangan dan perbaikan CCTV; pengadaan pakan rusa; dan lain-lain.

Bermain dengan rusa totol/Axis-axis.Sp di halaman Istana Kepresidenan Bogor (dokumen pribadi)

Penyelesain pekerjaan kecil-kecil yang tepat pada waktunya pada gilirannya menumbuhkan kepercayaan dari pejabat-pejabat di lingkungan Istana.

Ada satu momentum yang tidak terlupakan sampai sekarang, menjelang kedatangan seorang tamu negara, PM Australia, pada tahun 2012.

Pada suatu sore, begitu melihat Saya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Istana berteriak memanggil dan memerintahkan agar Saya melanjutkan pekerjaan peremajaan MATV. 

Saat itu Saya tidak mengerti sama sekali tentang makhluk MATV. Namun pejabat senior itu bersikeras dan serta merta memutuskan, bahwa Saya yang akan menyelesaikan pekerjaan itu sebelum Tamu Negara dan Presiden tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline