Sampai kapanpun mereka layak diperlakukan sebagai orang tua. Meskipun asal muasalnya adalah orang lain.
Orang lain menjadi saudara, famili, dan apapun yang sebutan yang menyatakan sebagai keluarga besar, akibat terjadinya hubungan perkawinan.
Oleh karenanya, mertua sudah selayaknya dianggap sebagai orang tua sendiri. Pantas mendapatkan curahan kasih sayang, kendati tidak memiliki hubungan darah dengan kita.
Pun tidak ada istilah mantan mertua, sebagaimana tiada dikenal sebutan mantan anak.
Pono diajarkan oleh orang tuanya bersikap demikian.
Begitu janji suci diucapkannya kepada Vinny, putri sulung mertuanya, saat itu pula Ia menganggap, memperlakukan, dan menyatakan di hadapan publik, "mereka adalah orang tua saya sendiri."
Sejak itu pula, Pono berperilaku santun. Mencium kedua tangan mereka. Memberikan hal-hal yang sekiranya menyenangkan hati kedua orang lain yang telah resmi menjadi mertuanya.
Tidak itu saja, seiring dengan perjalanan waktu Pono mengetahui kesenangan-kesenangan mertuanya, kendati mereka tidak pernah mengucapkannya.
Pancaran yang tidak terucap menjadi tanda, bahwa apa yang diberikannya, apa yang dilakukannya, dan segala perbuatan Pono telah menghadirkan kegembiraan.
Satu hal yang paling tidak bisa dilupakannya adalah, kesukaan Bapak mertuanya terhadap mangga.
Bukan mangga sembarang mangga. Ada banyak jenis buah tropis yang dikenal manis. Di antaranya, mangga apel, gedong, gincu, golek, manalagi, dan tentu saja mangga arum manis.