Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Menulis Setiap Hari, Apa sih Faedahnya?

Diperbarui: 3 Agustus 2020   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Yerson Retamal dari pixabay.com

"Menulislah setiap Hari dan buktikan apa yang terjadi" adalah ungkapan tenar dari Kompasianer senior "Om Jay" Wijaya Kusumah untuk menyemangati orang lain agar bergiat di dunia literasi.

Seruan senada kerap terdengar di ruang-ruang WAG kumpulan penulis-penulis Kompasiana. Ajakan serupa juga menggema di majelis-majelis keberaksaraan lainnya.

Sebanyak anjuran itu mengemuka, sebanyak itu pula pertanyaan menjelma. Sebetulnya apa faedahnya jika menulis setiap hari? Finansial atau gaya-gayaan saja?

Medio bulan Agustus 2019, akun Kompasiana Saya yang sudah bersarang laba-laba, juga berhantu, dibuka kembali. Menengok akun berdebu tiada satupun yang menarik, malahan usang sama sekali tak elok dilirik.

Berhubung waktu melimpah sementara kesibukan pekerjaan cenderung mampat, maka Saya membersihkannya dan mulai mengisi akun tersebut. Saya menorehkan hal-hal ringan tentang pengalaman dan pengetahuan di sekitar kehidupan, mumpung masih melekat dalam ingatan.

Mengalirlah kisah mengenai pengalaman masa lampau, pekerjaan, hobi, menanggapi berita aktual dan viral, kisah fiksi, serta gagasan apapun yang melintas di kepala.

Menuliskan gagasan ternyata membutuhkan keahlian tersendiri, satu hal yang tidak Saya punyai. Tanpanya, karya tulis yang ditayangkan tidak akan menarik untuk dibaca. Terbukti ia tidak mampu memenuhi kriteria agar menjadi artikel berkualitas yang ditandai dengan label pilihan berwarna biru.

Oleh karenanya Saya mulai mempelajari parameter dalam FAQ Kompasiana agar memperoleh label pilihan dan menjadi artikel utama, yang konon dianggap artikel berkualitas.

Kemudian kriteria artikel, yang komprehensif, aktual/faktual, unik/menarik, bermanfaat, mengandung kebaruan (novelty), katarsis itu Saya gunakan sebagai pijakan untuk meningkatkan kualitas karya tulis. Namun Saya bukanlah orang yang eligible untuk menginterpretasikan kriteria tersebut.

Saya pun mulai menulis artikel dengan menyelarasi patokan-patokan di atas. Sedikit demi sedikit Saya mulai menerapkannya dalam pembuatan setiap artikel.

Tidak semuanya konsisten menuruti kriteria sih. Tapi berpatokan kepadanya, setidaknya lebih dari 250 artikel berhasil ditayangkan, dari yang tidak berlabel, diganjar artikel pilihan sampai artikel utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline