Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Sedekah, Berbagi Kebahagiaan

Diperbarui: 8 Mei 2020   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Kimthecoach dari pixabay.com

Sebagian orang memaknai sedekah dengan membagikan harta yang dimilkinya. Apalagi dalam situasi pandemi saat ini, banyak pihak berbagi materi, misalnya berupa masker, coverall, dan APD lain bagi tenaga medis. Juga membagikan sembako, uang dan makanan gratis bagi mereka yang secara ekonomis terdampak.

Perbuatan mulia melalui sedekah itu menjadi gerakan tolong-menolong kepada sesama menhadapi pandemi covid-19. Namun bagi mereka yang belum beruntung memiliki kecukupan materi untuk berbagi akan menemui kebingungan dalam bersedekah.

Selain definisi menurut keumuman di atas, saya mempunyai definisi tersediri mengenai sedekah berdasarkan pengalaman pribadi. Setidaknya ada dua peristiwa yang teringat sampai saat ini.

Pertama. Beberapa dekade lalu, karena satu hal dan lainnya, saya mengalami kebangkrutan luar biasa sehingga dompet kosong kantong kosong pandangan melompong tiada pertolongan. Pernah tidak  makan sampai tiga hari berturut-turut, tapi masih hidup sampai kini. Punya rokok sebungkus adalah suatu kemewahan. 

Suatu malam dalam perjalanan pulang menyusuri jalan kelam, mampir ke sebuah warung untuk membeli rokok eceran. Setelah mengorek-ngorek kantong "ditemukan" uang senilai dua batang rokok. Sebatang untuk dihisap dalam perjalanan sedangkan sisanya disimpan untuk besok pagi.

Sedang asyik menghembuskan asap keputusasaan, dari kegelapan muncul orang menjulurkan tangannya dengan keras meminta rokok. Bukan pengemis memelas, juga bukan preman berwajah garang, tetapi sosok tegas berwibawa dan cukup bersih penampilannya.

Dalam benak berkecamuk kehendak memberikan sebatang rokok tersisa dengan keengganan untuk memberikannya, pertimbangannya: benda itu tinggal satu-satunya "nyawa" tersisa dan bisikan dalam kepala, "siapa elu?"

Namun nurani akhirnya mendorong tangan mengangsurkan sebatang rokok simpanan kepada orang tersebut. Setelah menerimanya, ia menghilang ke dalam kegelapan tanpa mengucapkan terimakasih dan senyum.

Kedua, dalam perjalanan berikutnya saya bertemu dengan seorang "guru kehidupan" bernama mas Bambang, yang mengajarkan tentang bersedekah kepada diri sendiri dan pihak lain. Bersedekah kepada diri sendiri adalah membahagiakan diri dengan, di antaranya, menjaga kesehatan, meningkatkan ibadah, menjaga penampilan. Sedangkan bersedekah kepada pihak lain bisa bersifat materiil ataupun non-materiil, selain kepada orang lain juga kepada mahluk hidup lainnya.

Bersedekah kepada mahluk hidup lainnya seperti apa? Beliau mengajak ke pasar ikan hias, lalu membeli ikan kecil yang masih hidup, biasanya digunakan sebagai pakan ikan predator seperti arwana. Semampunya. Kemudian ikan-ikan tersebut dilepaskan begitu saja ke danau atau sungai.

Filosofinya, dengan melepasnya berarti kita sudah membebaskan mahluk dari kematian menjadi pakan. Demikian halnya dengan burung-burung terkungkung, sebaiknya dikembalikan kepada alam dibebaskan dari kurungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline