Saya tidak akan melakukan perayaan dan lebih suka tidur --paling larut-- pada pukul sembilan malam, seperti biasa, alih-alih mengikuti gebyar pergantian tahun 2020.
Diluar kehendak, setahun yang lalu Saya dihadapkan pada situasi yang buruk: sebuah ketakberdayaan yang sekonyong-konyong mengambrolkan bangunan kemapanan.
Keadaan jasmani tidak lagi mampu menopang kegiatan yang biasanya memerlukan stamina prima, cara berpikir dan tindakan bernas serta kesiagaan penuh.
Refleksi
Sebagaimana halnya dengan pekerjaan lainnya, tujuan kegiatan proyek pembangunan fisik adalah pencapaian target yang dibatasi oleh waktu, parameter kuantitas, kualitas, estetika dan keuntungan diharapkan.
Untuk mencapai indikator keberhasilan tersebut diperlukan kesehatan fisik yang baik, mampu bergerak dan berpikir gesit. Mau tidak mau juga akan bersinggungan dengan tindakan-tindakan yang menabrak kaidah.
Diawali dengan persaingan perolehan proyek dalam waktu mampat yang membutuhkan konsentrasi pikir untuk mengkalkulasi aspek sipil dan keuntungan. Konsekuensinya adalah, membuat analisa terperinci, menentukan harga, menyusun dokumen penawaran harga, mengikuti proses lelang dan lain sebagainya.
Demi memastikan perolehan suatu proyek perlu juga "main mata dengan orang dalam", yang tentu saja merupakan perbuatan menyuap yang tidak pernah diperkenankan oleh aturan manapun. Praktik suap juga terjadi selama pekerjaan sampai sesudah selesai.
Mengabaikan ikatan waktu, seluruh daya upaya dikerahkan kepada penyelesaian pekerjaan, siang malam, bahkan beberapa kali begadang. Makan seketemunya dan sembarang, sebagian besar adalah masakan luar rumah yang pokoknya asal enak mengenyangkan.
Bawaannya senantiasa tegang, cenderung keras kepada orang-orang loyo atau tidak serencana dengan arah gerak proyek. Temperamen semakin keras ketika berhadapan dengan pihak-pihak selain yang berkepentingan dengan proyek, meminta "jatah" dengan cara berunjuk intimidasi.
Perenungan