Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

(PARADOKS) Dani Merasa Tidak Tinggi

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dani adalah seorang anak laki-laki yang pemurung. Setiap kali berada diantara teman-temannya, ia merasa rendah diri.

Ya, betul memang ia bertubuh paling pendek. Setiap kali bercermin, setiap kali itulah Dani merasa sedih.Itulah yang membuatnya murung, ia ingin setinggi teman sebayanya.

“Mungkin aku harus cari tahu bagaimana caranya agar bisa lebih tinggi”

~~~~~~~~~~

Pagi sekali dihari minggu, Dani pergi ke lapangan tempat orang-orang bermain sepak-bola. Dengan terkagum-kagum Dani melihat para pemain bola yang rata-rata bertubuh tinggi.

Maka bertanyalah ia kepada satu pemain:

“Kakak, bagaimanakah caranya agar aku menjadi lebih tinggi?”

“Adik yang baik, agar bisa lebih tinggi maka rajinlah bermain sepak-bola, dan jangan lupa makan makanan yang bergizi”.

Mata Dani berbinar.

Setelah memperoleh jawaban itu, Dani melanjutkan pejalanan ke lapangan basket. Ia tercengang melihat tubuh pemain basket yang lebih tinggi dari pemain sepak-bola tadi.

Sejurus kemudian, ia bertemu seorang pemain basket yang tingginya kira-kira dua kali lipat dari tubuh Dani, dan dengan menengadahkan kepala bertanya:

“Kakak tinggi sekali! Bagaimanakan caranya agar aku menjadi lebih tinggi?”

“Adik kecil, agar bisa lebih tinggi maka rajinlah bermain basket, dan jangan lupa makan makanan yang bergizi”.

Sepanjang sisa hari itu, Dani giat melakukan olah-raga sekuat tenaganya, dengan melupakan tidur siang yang biasa dilakukannya, sampai tiba saatnya pulang ke rumah pada sore hari.

~~~~~~~~~~

Keesokan harinya, Dani merasakan sekujur badannya pegal-pegal. Pada saat mengikuti pelajaran sekolah ia mengalami kelelahan dan kurang bersemangat. Menjelang pelajaran terakhir usai, Dani tidak dapat menahan kantuk yang luar biasa tak tertahankan, sehingga tanpa disadari Danipun pulas di kelas.

Guru yang membangunkan berujar:

“Dani, sepertinya kau sangat letih sehingga tertidur selama jam pelajaran tadi”.

Maka Dani menceritakan pengalamannya selpanjang hari minggu kemarin.

“Mengapa engkau risau dengan tinggi tubuhmu?”

“Aku ingin tinggi, agar tidak ada yang meremehkan dan menggangguku. Dan aku ingin diperhitungkan diantara teman-teman”, kilah Dani.

Dengan tersenyum, Guru berkata:

“Adakah diantara teman-temanmu yang mengganggumu selama ini? Mestinya tidak ada yang berbuat demikian.... Nah, kalau hal itu yang mengganggu pikiranmu, ikutlah Bapak sekarang!”

Merekapun berjalan memasuki Aula sekolah, lalu menuju ke bagian paling ujung.

“Lihatlah, ini adalah mimbar tempat orang menyampaikan ucapan dan pidato. Mimbar dibuat sedemikian rupa agar seseorang yang berdiri dibaliknya mudah dilihat oleh semua orang. Bukan hanya ia menjadikannya tampak lebih tinggi, tetapi membuatnya besar dengan apa yang dibicarakannnya”.

“Orang tidak lagi melihat tinggi tubuhmu, tetapi bagaimana caramu bicara yang kelak bisa mempengaruhi pendengarmu...........”

Penulis:

BUDI SUSILO (no. 91)

Catan Tambahan:

UNTUK MEMBACA TULISAN PARA PESERTA PARADOKS YANG LAIN MAKA DIPERSILAKAN MENGUNJUNGI AKUN Dongeng Anak Nusantara di Kompasiana sbb: Dongeng Anak Nusantara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline