Lihat ke Halaman Asli

Puing Sukhoi, Kehormatan Rusia Dipertaruhkan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pesawat SSJ-100 adalah Superjet ketiga buatan Rusia yang beroperasi. Penerbangan perdananya dilakukan pada tanggal 25 Juli 2009 lalu yang telah sukses terbang lebih dari 500 penerbangan sejak saat itu, dengan jam terbang 800 jam penerbangan. Para Ahli Pabrik Sukhoi mengklaim bahwa tidak ada masalah dengan pesawat, namun beberapa website penerbangan melaporkan bahwa Pesawat Sukhoi memiliki masalah pada awal tahap perakitan.

Pihak Pabrik pembuat Sukhoi sendiri belum mengkonfirmasi informasi ini, namun para Ahli Penerbangan Rusia menyatakan bahwa jika tuduhan itu benar, Pesawat Sukhoi tidak mungkin merupakan penyebab utama kecelakaan di Indonesia. Pengendali kehilangan kontak dengan pesawat setelah pilot diminta untuk turun ke 6.000 kaki. Pakar Penerbangan Rusia percaya bahwa Pilot salah menafsirkan informasi dengan kebijakannya sendiri.

Para ahli Penerbangan Rusia menjelaskan bahwa kemungkinan kecelakaan itu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah Human Error, kurangnya pengetahuan tentang kondisi medan, dan terbang di pegunungan. Meskipun Kru penerbangan dipimpin oleh pilot berpengalaman sekaliber Alexander Yablontsev, faktor lain yang mungkin menjadi penyebabnya yaitu adanya kesalahpahaman yang mungkin terjadi antara Kru Pesawat dan Pengawas Lalu Lintas Udara di Indonesia.

Para ahli juga berspekulasi bahwa satu-satunya alasan Kru melakukan penerbangan ke pegunungan hanyalah untuk menunjukan kemampuan Pesawat canggih tersebut ke calon pembeli potensial di Indonesia serta para wartawan yang ikut dalam penerbangan tersebut. Dilain pihak, Pengamat penerbangan di Rusia mengatakan bahwa Pilot yang berpengalaman tidak akan pernah mengambil resiko seperti itu. Pilot Pesawat naas tersebut, Yablontsev, justru pernah menjadi Pilot uji dan mengemudikan SSJ-100 yang telah sukses pada misi perdananya.

Ironisnya, SSJ-100 ini dipromosikan di pasar Indonesia sebagai pesawat canggih yang memiliki tingkat kehandalan yang tinggi, selain Pesawat An-148 yang dibuat khusus untuk Myanmar dan jatuh pada saat uji penerbangan sebelum diserahkan kepada Pelanggan tahun lalu. Beberapa Pejabat Aircraft Corporation Rusia telah mempromosikan SSJ sebagai model pesawat yang jauh lebih dapat diandalkan dari An-148.

Sergei Dolya, Penulis Penerbangan Rusia memutuskan untuk tidak pergi ikut Penerbangan Promo dari Rusia ke Indonesia, walaupun dia tahu bahwa Pesawat itu baik-baik saja, tidak rusak, tanpa masalah. Dilain pihak Magomed Tolboev, Komandan Kepala Aviation Moskow, Departemen Dalam Negeri Rusia, mengatakan bahwa kecelakaan ini adalah suatu kesalahan yang fatal, dan Pemimpin Misi ini yang harus bertanggungjawab terhadap kecelakaan ini, di mana mereka terbang, mengapa, dan untuk alasan apa. Semuanya harus jelas dan diperhitungkan dengan tepat. Kita berbicara tentang citra negara Rusia, bukan hanya sekedar berbicara tentang pesawat terbang.

"Saya telah melakukan banyak penerbangan di seluruh dunia, tanpa Navigator, tidak ada Operator Radio, saya sendirian di Kokpit pesawat, tapi saya tahu tanggung jawab saya, bahwa kehormatan Rusia dipertaruhkan ditangan saya. Tapi kecelakaan pesawat canggih di pegunungan di Indonesia, sampai saat ini saya tidak dapat mengerti. Siapa yang mengorganisir dan siapa yang bertanggung jawab", tandas Magomed Tolboev.

Menurut Viktor Gorbachev, kepala CIA Penerbangan Sipil, ada tiga faktor di balik kecelakaan naas tersebut, yaitu cuaca buruk, daerah pegunungan, dan rute asing. Tidak ada yang salah dengan pesawat. Pesawat itu hanya mesin. Semuanya harus diatur dan dikendalikan dengan baik oleh Pilot dan para Kru Pesawat, apalagi ini adalah uji terbang untuk menunjukkan kemampuan pesawat ke calon pembeli potensial di Indonesia.

Hal ini sangat disayangkan karena pengaruhnya justru sangat besar mempengaruhi pasar Rusia, seperti halnya Pesawat Tu-144, yang jatuh di Le Bourget. Semua kontrak pembelian pesawat Tu-144 dibatalkan secara sepihak setelah kecelakaan tersebut.

Kecelakaan Pesawat Superjet SSJ-100 buatan Rusia ini merupakan pukulan yang telak bagi Industri Pesawat Terbang Rusia. Kehormatan dan harga diri bangsa Rusia dipertaruhkan, yang berpotensi timbulnya ketidakpercayaan Internasional terhadap pesawat-pesawat buatan Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline