Lihat ke Halaman Asli

Budi idris

TERVERIFIKASI

Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Kejahatan Intelektual Antara Keadilan dan Kecerdasan

Diperbarui: 28 April 2022   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: harianmerapi.com

Belakangan ini marak terjadi kasus penipuan dengan media digital. Penipuan yang terjadi berujung terjadinya kasus pemerasan atau bahkan pindahnya isi rekening orang lain ke penipu tersebut.

Yang terbaru warga negara Indonesia mampu membobol dana bansos dari luar negeri. Akhirnya tertangkap dan dimasukkan dalam penjara, begitu juga belakangan sering beredarnya foto atau video tidak pantas di Facebook yang seolah-olah pemilik akun Facebook membagikan video porno tersebut.

Masih banyak kasus-kasus penipuan lainnya yang terjadi dengan handphone sebagai medianya. Dan ini akan selalu terjadi jika ingin memasuki momen lebaran dan tahun baru.

Dimungkinkan karena ingin pulang kampung membutuhkan dana yang besar sehingga beberapa oknum tadi mengambil kerja sampingan sebagai penipu, menghalalkan segala carapun dilakukan. Demi satu tujuan memperoleh uang untuk modal pulang kampung.

Kejahatan yang dilakukan membutuhkan tingkat kesulitan yang luar biasa, dan kemungkinan orang yang melakukan harus memiliki kecerdasan yang luar biasa di bidang tekhnologi.

Jika penipu ini tidak memiliki kecerdasan yang luar biasa mungkin dalam operasi kerjanya akan selalu gagal.

Pertanyaannya mengapa orang-orang seperti ini tidak mendapat tempat dalam pemerintahan. Secara skill sudah teruji dan memiliki pengakuan secara internasional. 

Terkadang miris melihat kenyataan yang terjadi, begitu banyak orang cerdas yang tidak memiliki tempat di negeri ini. Kenapa kita tidak pernah belajar dari pengalaman bagaimana Pak Habibi dulu diberdayakan negara Jerman untuk kemajuan negaranya di bidang teknologi pesawat terbang. Dan dipanggil pulang terjebak dalam pusaran politik akhirnya cita-citanya Indonesia menjadi produsen pesawat beliau bawa sampai ke liang lahat.

Mengapa keadilan terkadang tidak berpihak kepada orang-orang yang memiliki kemampuan, mengapa hanya orang yang pandai retorika dan banyak cerita yang selalu diberikan kesempatan. Bukan orang yang yang berfikir dan memiliki terobosan baru yang diberi kesempatan.

Keadilan dan kecerdasan terkadang tidak sejalan. Namun kecerdasan tidak akan pernah sia-sia. Mutiara didasar lautan akan jauh bernilai di bandingkan karang dipermukaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline