Belakangan ini sering terjadi salah faham dan salah dalam menerima informasi. Terkadang seseorang dalam menyampaikan informasi sering berakibat yang tidak baik. Menerima informasi dan menyampaikannya kembali sebuah hal sepele namun tidak boleh di sepelekan.
Banyak berita yang diberitakan kembali berubah makna diakibatkan lemahnya menelaah sebuah informasi. Sering terjadi salah persepsi yang menyebabkan pengaruh negatif dari berita yang diterima.
Belakangan pemerintah sudah menggalakkan yang namanya budaya literasi, budaya literasi ini mencakup didalamnya kemampuan membaca dengan memahami makna dari yang dibaca. Hal ini bertujuan agar proses membaca yang dilakukan seseorang tidak asal membaca tapi memahami apa yang dibaca dan bermanfaat bagi dirinya.
Budaya membaca yang rendah seseorang ternyata berdampak banyak bagi kualitas berkomunikasi bagi seseorang. Semakin baik kemampuan baca seseorang maka semakin baik dirinya berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan memudahkan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Bagaimana memperbaiki budaya baca yang rendah. 3 hal berikut bisa dilakukan.
1. Baca Yang Kita Senangi
Agar kita terbiasa membaca kita mulai dengan membaca apa yang kita senangi. Jika kita senang olah raga maka membaca berita olahraga bisa kita lakukan. Karena yang kita baca kita senangi topiknya maka kita tanpa sadar akan terbiasa membaca dan halaman demi halaman akan terus kita baca.
2. Rajin Menulis
Dengan kita rajin menulis dalam artian yang positif. Seperti menulis di media sosial, menulis artikel dan lain sebagainya kita akan membutuhkan bahan untuk melakukan itu semua. Maka kita akan terus meningkatkan minat baca kita karena tuntutan dari hobi kita menulis tadi.
3. Buat Waktu Khusus
Membuat jadwal khusus untuk membaca akan melatih kita disiplin dalam membaca. Satu jam satu hari cukup untuk dijadikan waktu dalam membaca. Dengan kita disiplin terus membaca selama satu jam satu hari akan meningkatkan kualitas kita dalam membaca.