Lihat ke Halaman Asli

budi prakoso

mari jaga kesehatan

Menjadi Duta Damai dan Resilien Terhadap Radikalisme

Diperbarui: 2 November 2024   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Damai - jalandamai.org

Indonesia merupakan negara dengan jumlah generasi muda yang sangat melimpah. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi. Melimpahhnya usia produktif, menjadi tantangan tersendiri, untuk menciptakan generasi yang produktif, tapi tetap santun dan mengedepankan kearifan lokal. Karena Indonesia merupakan negara yang majemuk, yang mempunyai banyak beragam suku, agama, bahasa dan budaya.

Tak dipungkiri, seiring perkembangan teknologi informasi, segala informasi berkembang begitu pesat. Informasi dari mana saja bisa akses dengan mudah. Karena tingkat literasi masyarakat yang masih belum setara, banyak masyarakat yang masih mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. Lalu, bagaimana cara generasi muda menjadi duta damai dan melakukan langkah praktis untuk membangun resiliensi?

Generasi muda bisa mengikuti berbagai kegiatan kebudayaan dan keagamaan. Para pemuda dapat aktif mengikuti kegiatan kebudayaan dan keagamaan di lingkungan mereka. Misalnya, mengikuti upacara adat, festival budaya, atau kegiatan keagamaan seperti ibadah bersama, kajian agama, atau diskusi filosofi. Dengan terlibat aktif dalam kegiatan ini, pemuda dapat memperkuat nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan dalam diri mereka.

Kaum muda juga dapat membentuk komunitas atau kelompok diskusi yang fokus pada nilai-nilai toleransi, persatuan, dan perdamaian. Dalam komunitas ini, mereka dapat berbagi pemikiran, pengalaman, dan ide-ide untuk mempromosikan kerukunan antar umat beragama, etnis, dan budaya. Melalui kolaborasi dan kerjasama dalam membangun lingkungan yang harmonis, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang positif.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah, sebagai generasi penerus, kita juga bisa mengalokasikan waktu dan energi mereka sebagai relawan dalam program sosial dan kemanusiaan. Misalnya, terlibat dalam kegiatan sosial seperti pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu, mengajar anak-anak di daerah terpencil, atau menjadi relawan dalam program lingkungan. Dengan menjadi agen perubahan yang peduli terhadap sesama, pemuda dapat membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar dan memperkuat rasa persatuan.

Perkembangan teknologi informasi, telah membuat banyak anak muda menghabiskan sebagian waktunya di media sosial. Karena itulah, media sosial harus digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan pesan-pesan positif, perdamaian, dan persatuan. Mereka dapat memilih untuk tidak menyebarkan berita palsu atau informasi yang provokatif, serta lebih memilih untuk membagikan konten yang mengedukasi dan mempererat tali persaudaraan. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, pemuda dapat membantu merawat persatuan dan toleransi di tengah maraknya provokasi kebencian.

Dengan melibatkan diri dalam kegiatan kebudayaan dan keagamaan, membentuk komunitas toleransi, menjadi relawan dalam program sosial, dan menggunakan media sosial dengan bijak, para pemuda dapat menjadi duta damai yang mampu merawat persatuan dan toleransi di lingkungan sekitarnya. Langkah-langkah kecil ini dapat memiliki dampak besar dalam membangun masyarakat yang harmonis dan menjaga kedamaian di tengah dinamika yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline