Lihat ke Halaman Asli

budi prakoso

mari jaga kesehatan

Wayang dan Islam Saling Sinergi, Tak Perlu Dipersoalkan

Diperbarui: 17 Februari 2022   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang - jalandamai.org

Seperti tak ada habisnya praktek politisasi agama di negeri ini. Dari dulu hingga sekarang, masih saja terus bermunculan. Dulu kelompok radikal mendiskreditkan Pancasila dan Indonesia Raya, dengan menyebut kafir. Pemerintah dianggap sesat. Hormat pada bendera merah putih dianggap haram, karena yang pantas dihormati adalah Allah SWT. Mari kita berpikir secara logis dan cerdas, tidak ada satupun pahlawan atau seluruh masyarakat di Indonesia yang menomorsatukan bendera merah putih.

Beberapa waktu lalu, kembali seorang ustaz yang mengeluarkan pernyataan kontroversial. Disebutkan bahwa sebaiknya wayang dimusnahkan saja. Setelah viral, sang ustaz mengklafirikan dan tidak pernah mengeluarkan pernyataan haram. Namun, kalau tidak menyatakan haram, kenapa harus memusnahkan wayang? Bukankah wayang merupakan produk budaya? Apa salahnya dengan Islam?

Jika kita melihat sejarah, bukankah wayang juga pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa? Kenapa mindset nya selalu dianggap memberhalakan Tuhan? Tidak pernah sedikit pun wayang diberhalakan. Sekali lagi wayang adalah produk budaya. 

Di dalam ceritanya pun juga banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Bahkan, ketika itu Sunan Kalijaga juga memasukkan cerita-cerita yang bisa memudahkan masyarakat dalam memaham agama Islam. Tidak ada yang salah. Kenapa di era sekarang ada seorang ustaz yang menganjurkan untuk dimusnahkan?

Sudahlah. Tak perlu lagi ada provokasi atau politisasi agama di negeri ini. Sangat aneh sekali jika ada orang Indonesia yang ingin memusnahkan benda budayanya sendiri. Kalau benda budaya dipersoalkan, bukankah pakaian yang melekat pada diri setiap manusia itu bagian dari produk budaya manusia? Kenapa tidak dipersoalkan? Mari tidak usah berlebihan. Keberagaman bagian dari keniscayaan yang ada di Indonesia.

Keberadaan tradisi sudah jauh lebih dulu ada sebelum Islam masuk ke Indonesia. Jika para Wali Songo bisa menghargai tradisi tersebut, bahkan bisa berdampingan dan melakukan akulturasi, kenapa sekarang ini justru mempersoalkan tradisi warisan para pendahulu ini? 

Tidak jauh berbeda dengan sesajen. Apa yang salah? Niatnya adalah bagian bentuk syukur, bukan menyekutukan Tuhan. Jika ada seorang pemuda menendang sesajen di gunung Semeru, apa maksudnya? Sesajen banyak digunakan oleh umat Hindu, lebih baik kita menghormatinya.

Begitu juga dengan wayang. Merupakan bagian dari budaya dan tradisi yang telah ada sejak dulu. Wayang kulit purwa, telah menemukan kejayaannya ketika masa agama Hindu Berjaya di Indonesia. 

Ketika Wali Songo masuk ke Jawa, wayang tidak pernah dimusnahkan. Dicaci maki pun tidak. Karena wayang dinilai sudah menjadi bagian dari tradisi yang mandarah daging, maka Wali Songo menggunakan wayang, musik dan pendekatan tradisi lainnya untuk menyebarkan Islam. Tak heran jika Islam bisa diterima dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline