Lihat ke Halaman Asli

budi prakoso

mari jaga kesehatan

Banjir, Penyebaran Kebencian, dan Bencana Kita

Diperbarui: 6 Januari 2020   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.com

Di pergantian tahun 2019 ke 2020, cuaca ekstrem  melanda beberapa daerah di Indonesia. Jakarta, sebagian Jawa Barat dan Banten, dilanda banjir yang sangat dahsyat. Siklus banjir lima hingga enam tahunan, nampaknya tak bisa dihindari. Banjir yang melanda ibu kota, pada dasarnya bukanlah hal yang baru. Hampir semua gubernur pernah merasakan banjir yang sifatnya cukup ekstrem.

Pada kali ini, giliran Anies Baswedan yang menjadi gubernur dan merasakan banjir lima tahunan. Ketika banjir melanda, perbedaan pendapat antara pemerintah pusat dan daerah terjadi dalam penanganan banjir. Polemik antara normalisasi dan naturalisasi sungai ciliwung kembali mencuat.

Entah apa yang salah dengan kita sendiri. Hal ini ternyata menjadi konsumsi dan ditangkap oleh pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

dok. Tirto.id

Yang terjadi adalah lagi-lagi munculnya ujaran kebencian, munculnya informasi bohong, munculnya provokasi dan segala macamnya. Padahal, kalau kita mau introspeksi, segala bencana yang muncul adalah karena kita sendiri. Bagaimana kita memperlakukan alam. 

Ketika kita tidak bisa sinergi, dan sesuka hatinya memperlakukan alam secara semena-mana, maka yang terjadi adalah bencana alam menjadi tak bisa dikendalikan. Dan ketika kita kesulitan mengendalikan, disitulah kebencian lagi-lagi muncul.

Sentimen politik kembali menguat. Mari kita introspeksi. Semestinya kita tidak membuat suasana yang keruh semakin keruh. Para pemimpin diharapkan juga mewujudkan janji politiknya. 

Biar bagaimanapun pemimpin bisa duduk di kursi kekuasaan karena amanah yang diberikan masyarakat. Mau normalisasi ataupun naturalisasi, jika diimplementasikan secara baik, semestinya banjir tahunan ini bisa dikendalikan dan diminimalisir kerugiannya.

Begitu juga dengan masyarakat. Berhentilah saling menebar kebencian dan provokasi dalam isu apapun. Kebencian atas nama apapun, hanya akan melahirkan perilaku-perilaku intoleran. 

Jika kita tidak sependapat dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, maka ingatkan. Gunakan jalur-jalur yang telah disediakan konstitusi. Jangan terus-terusan mencari kejelekan pihak lain. Saatnya bergandengan tangan, saling bahu membahu dan tolong menolong tanpa mempersoalkan latar belakangnya.

Kebencian hanya akan melahirkan eksklusivisme. Kita merasa sebagai pihak yang paling benar, dan pihak lain akan menjadi pihak yang selalu salah. Kebencian yang berlebihan akan mendekatkan diri pada perilaku yang intoleran. 

Bahkan jika intoleransi ini terus dibiarkan, akan melahirkan aksi teror yang bisa memberikan dampak yang sangat luar biasa. Karena itulah, bencana yang terjadi saat ini jangan disusupi kebencian dengan pihak tertentu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline