Lihat ke Halaman Asli

budi prakoso

mari jaga kesehatan

Mewaspadai Provokasi Menyesatkan di Dunia Maya dan Nyata

Diperbarui: 10 Desember 2016   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stop Provokasi (larangan-islam.blogspot.co.id)

Entah kapan mulainya, banyak sekali berita palsu alias hoax kita temukan di dunia maya. Entah apa juga tujuannya berita palsu itu sengaja disebarkan. Ketika kasus dugaan penistaan agama yang menyeret nama Basuki Tjahaja Purnama, banyak sekali berita palsu berbedaran. Dan sadar atau tidak, akibat berita palsu itu pula, masyarakat jadi mudah tersulut kemarahannya. Kebencian kepada Ahok akan semakin meningkat. Bahkan lebih jauh dari itu, kebencian bisa meluas kepada etnis atau agama tertentu.

Contoh yang bisa kita lihat akhir-akhir ini adalah, ketika minuman mineral yang diminum gubernur Ahok dan Jenderal Tito Karnavian, yang ketika itu masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Air mineral itu dikatakan sebagai minuman keras. Banyak pejabat dikatakan terpengaruh oleh Ahok, dan melakukan minum-minuman. Tanpa bermaksud membela, pernyataan ini jelas sekali menggiring masyarakat agar tertanam kebencian pada dirinya, kepada pejabat negara.

Ujaran kebencian di dunia maya, akhir-akhir ini memang cenderung mengalami peningkatan. Semua orang begitu mudah mencaci para tim sukses lawan, ataupun para pasangan calon. Ironisnya, ujaran kebencian ini begitu mudah dilakukan oleh orang lain. Akibatnya, provokasi berjamaan terjadi dan masyarakat yang mencoba ingin mendapatkan informasi yang obyektif, menjadi kabur karena adanya provokasi ini.

Sudah semestinya, provokasi di dunia maya tidak perlu dilakukan lagi. Ingat, Indonesia merupakan negeri dengan penuh keberagaman. JIka setelah 71 tahun Indonesia merdeka dan ada orang yang mempertanyakan keberagaman, mereka masih belum paham mengenai budaya Indonesia. Karena budaya bangsa Indonesia adalah saling menghormati, maka saling menghormatilah antar sesama. Karena budaya Indonesia saling membantu, maka saling bantulah antar sesama. Bukankah hidup rukun tanpa mempersoalkan perbedaan itu lebih indah? Dan bukankah mencari kesalahan orang lain itu merupakan perbuatan yang sia-sia?

Ajaran agama apapun mengajarkan hidup saling toleransi antar sesama. Agama apapun mengajarkan kedamaian, dan menjauhi segala unsur kekerasan. Ironisnya, kebencian dan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini justru dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti agama. Di Bandung beberapa waktu lalu, terjadi pembubaran ibadah oleh ormas keagamaan. Alasannya, ibadah yang dilakukan dirumah tersebut tidak mengantongi ijin. Ibadah merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Kalaupun ada yang dilanggar, bukankah bisa diselesaikan denggan cara musyawarah?

Dunia maya bisa menjadi dunia yang sangat menyenangkan, jika bersih dari kebencian dan provokasi. Provokasi dunia maya sangat mengerikan dampaknya, jika terus terbawa dalam kehidupan bermasyarakat. Saling membenci antar sesama saudara, teman, ataupun kerabat bisa terjadi hanya karena perselisihan yang biasa. Dan kondisi semacam ini, saat ini begitu masif terjadi. Di Jakarta, isu penistaan agama terus ‘digoreng’ sedemikian rupa, agar kebencian itu tetap terjaga. Padahal, dampak yang paling mengerikan adalah terancamanya pluralitas Indonesia.

Menjadi pribadi yang cerdas, baik dalam kehidupan nyata ataupun maya, menjadi keharusan yang tidak bisa dihindarkan. Hal ini penting agar kita bisa mempunyai filter, untuk menyaring mana informasi yang benar dan mana informasi yang menyesatkan. Karena itulah, mari kita bekali diri ini dengan ilmu pengetahuan dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu pengatahuan kita bisa mengetahui informasi itu logis atau tidak, dengan keimanan kita bisa menilai, ajakan tersebut melanggaran ajaran agama atau tidak. Mari saling mengingatkan, agar provokasi tersebut tidak sampai pada kita dan lingkungan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline