Mengapa Peran Negara Penting untuk Membuat Kedisiplinan dan Ketertiban? Kondisi gambar 1 adalah kondisi dimana PSBB tanpa hukuman.
Karena manusia rasional bukan kambing maka tentu manusia akan memilih keluar rumah misal dengan alasan mencari nafkah. Idealnya semua manusia baik A dan B ya di rumah.
Berdiam diri, ttp jika satu saja keluar rumah, maka yang keluar untung (4) dan yang tidak keluar rugi (1). Akibatnya Karena melihat A sudah keluar maka B tak mau rugi dong maka oleh sebab itu B ikut keluar.
Jadilah Kemudian PSBB tak efektif karena tidak ada jaminan baik A maupun B akan tetap di rumah. A dan B itu bukan malaikat atau kambing yang dengan kesadaran sendiri ikut apa himbauan ustadz. Keluarnya semua aktor itu disebut dengan Nash Equilibrium di kondisi masing masing untung 2.2.
Nah bagaimana kalau PSBB ada hukuman. Itu skenario ke dua (gambar 2). Simbol H sama dengan hukuman. Jika H lebih besar dari 4 maka dengan sendirinya A dan B yang rasional akan memilih tetap di rumah.
Sebab jika mereka A dan B sama-sama keluar maka skenario terburuknya adalah 2-H atau 2-4= -2 pada posisi sama sama keluar. Atau skenario moderat adalah 0 jika A keluar dan B dapat 1 jika tetap di Dalam rumah.
Itulah alasan mengapa Pemerintah harus tegas memberi funishment bagi mereka yang keluar, dan akan lebih ideal lagi jika yang tetap di rumah ditambah variabel reward (r) dengan nilainya yang membuat orang betah dirumah dan memilih tidak keluar.
Huruf r itu bisa berupa BLT, atau universal Basic Income, unemployment benefit, sembako dll. Tentu lebih efektif jika semua orang diberi reward (r) sebagai bentuk incentive agar mereka tetap tinggal di rumah.
Model kebijakan yang memberi incentive bagi semua warga tanpa memandang kelas ekonomi adalah tentu saja Universal Basic Income. Inilah kemudian mengapa UBI lebih efektif bagi kondisi pandemi hari ini ketimbang BKT.