Lihat ke Halaman Asli

Segumpal Desah Buat Indonesiah

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jika kau berlari nafasmu akan terengah-engah, Nak" pesan ibu ketika melepas anaknya melepas sekolah, pagi tadi
"Jadi aku harus bagaimana, Ibu ?"

Sepotong dialog yang lembut tapi terasah
yang sejatinya sudah teramat lelah
untuk tidak dikatakan resah

Dua puluh tahun lagi , si ibu berharap anaknya bisa menjelaskan apa arti lelah, resah, gelisah, lewat desah yang ia hembuskan saban pagi, manakala melepas anaknya berangkat sekolah

Tak terbilang ribuan pesan itu deras mengalir, sebab Indonesiah, hanya akan lesat dan lepas dari kegundahgulanaannya, ketika generasi yang imut ini akan mengubur kelelahan yang belum juga kunjung lekas. Mereka adalah lokomotif baru yang berjalan tanpa terbebani oleh gerbong-gerbong yang usang.

Doa ribuan ibu adalah sumber jiwa dan energi, yang masih setia menggenggam keyakinan, bahw bangsa ini, ya Indonesiah, akan menjadi bangsa yang luhur dan beradab.

Segumpal desah buat Indonesiah, di pagi ini, adalah aliran lava yang akan mengguyur litologi keindoinesiaan, yang tak sekedar menghasilkan pasir dan kerikil, namun emas dan permata kebahagiaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline