Lihat ke Halaman Asli

Cerita dari Semak Bukit Tua

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara itu pecah,  gumpalan tanah pecah
ada kegelisahan yang membuncal, tapi kepedihan
tak hendak bergeser dari tempatnya
kaki -kaki bukit yang liat

Lempung montmorilonit menjilati air
lari dan meluncur kencang
sekejap saja, rata dan tumpahlah
tanah, kamatian dan jutaan galon airmata

Gunung tua berpapasan dengan gunung bangka
ia saling menceritakan umurnya, .pinggang
dan kaki-kakinya,
sebab yang tersisa
adalah keinginan untuk meliukkan
segala nadi dan tulang-tulang di tubuhnya

Gunung tua bernyanyi untuk anak-anaknya
“Wahai tepian hutan, janganlah menangis karena apiku
sebab suaraku adalah tangis-tangisku juga”

(2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline