Lihat ke Halaman Asli

Toleransi Pohon Cemara

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12930408981106551729

Seorang kawan melalui akun facebook-nya  menceritrakan bagaimana indahnya  relasi antar manusia dimuka bumi. Pada Jumat yang kesekian itu, putrinya yang baru pulang dari TPA, lengkap dengan busana muslimah berlari kecil menuju ke arahnya yang sedang berdiri di depan pintu rumah. Sang putri nampak riang gembira, sembari bernyanyi lagu "We wish you Merry Chirstmast and Happy New Year" dan bergerak seperti gaya Barbie, film kesayangannya. Aha.... "Anak kecil lebih paham apa arti toleransi," ujar kawan baik itu. Sekitar 10 tahun lampau, saat ponakan saya berusia 3 tahun, lagi lucu-lucunya dan tentu saja lagi banyak maunya, sempat merepotkan mama dan papanya, karena keinginannya yang tak lazim. Ia minta dibelikan Pohon Cemara yang ada hiasannya, yang sempat dilihatnya saat pergi ke mal. Mindset kita, Pohon Cemara yang dihias adalah Pohon Natal bagi ritual perayaan Natal ummat Kristiani. Tapi ponakan saya dalam alam bawah sadarnya itu adalah Pohon Cemara. Dan kata guru, pohon harus dilindungi. Dan asumsi saya, sang ponakan akan berkata dalam hatinya, akan lebih hebat lagi jika pohon itu dihiasi selain dilindungi. Dan itulah Pohon Cemara baginya yang harus dibeli untuk di bawah pulang kerumah. Maka berdirilah "Pohon Cemara Hiasan" di rumah ponakan saya. Tak lebih sehari komentar pun bermunculan dari berbagai kalangan; keluarga, kerabat, sahabat dan tetangga pun mulai bergunjing soal Pohon Cemara, eh Pohon Natal, eh, macam-macam persepsi yang muncul saat melihat ada Pohon Cemara yang dihias  di rumah kaum muslimim. Memilih mendengarkan komentar atau memilih menyenangkan si buah hati? Maka adik saya, sebagai kepala rumah tangga memilih menyenangkan putri tercintanya. Ohhh... [caption id="attachment_79529" align="alignright" width="410" caption="Hidup Di Hutan Tropis"][/caption] Alangkah indahnya sebuah toleransi yang dilandasi kasih sayang terhadap sesama manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline