Diskusi tak melulu milik para politisi. Dikalangan seniman musik dan wartawan musik, diskusi pun kerap dilangsungkan. Tujuannya selalu sama; melihat masa depan musik di Indonesia, masa depan senimannya dan perkembangan industri musik dalam konteks perekonomian. Bersamaan dengan peluncuran album ke-9 Stinky, 'Aku Hanya Manusia', diskusi seputar warna musik Stinky yang muncul pertama kali di tahun 1996, akan berlangsung pada HAri MInggu, 9 Mei 2010 di MU Cafe Jakarta, sekitar puku 5 sore. Ternyata hingga saat ini, warna musik pop yang pernah diusung oleh Stinky selama 13 tahun, terbukti masih sangat populer bahkan menjadi produk 'mainstream' industri musik tanah air. Beberapa nama yang memainkan warna "Pop Stinky" itu, antara lain adalah Ungu, Naff dan belakangan ada nama Hijau Daun. Bens Leo, pengamat musik ini akan tampil sebagai nara sumber dengan sejumlah tamu penting lainnya, diantaranya Sutiyoso, mantan Gubernur DKI, artis Marini Zumarnis, Charles Bonar Sirait (pesohor yang awal karirnya relatif bersamaan dengan menanjaknya karir Stinky) dan tentu saja mantan vokalis Stinky, Andre Taulani. Menurut Bens,sejak awal band ini mengikuti kompetsi band yang 'berdarah-darah' dalam gegap gempita penampilan bernuansa rock di seputar Jakarta, dan menceburkannya ke dalam industri rekaman, yang mengharuskan Stinky melakukan kompromi, termasuk mengganti nama dari Sloggy menjadi Stinky. Yang paling menarik, Bens Leo juga akan mengungkapkan secara gamblang, bagaimana persoalan album rekaman Stinky yang berhasil 'menyumbang bermilyar rupiah' untuk pembelian mobil mewah para petinggi labelnya saat itu. "Kami menyebutnya mobil merek Stinky," tukas Bens Leo yang mengikuti perjalanan karir Stinky dari titik nol hingga menjadi super star. So, are you be there?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H